RSS

About

Critical Eleven


Apa yang ada dibenak kalian ketika kalian mendapati bahwa anak yang ada dalam rahim kalian meninggal karena tali pusar yang terlilit. Sedih? Hopeless? Tidak tahu harus bagaimana? Belum ikhlas? Belum bisa menerima kenyataan?

Yep. Benar. Memiliki anak setelah menikah, siapa sih yang ga mau? Semua orang pasti mau dong. Apalagi ini adalah anak pertama. Anak yang dinanti-nanti. Namun bagaimana perasaan kamu ketika anak yang kamu kandung sendiri dalam rahimmu, harus pergi selamanya? For me, yang belum menikah, its hurt me so much. Aku belum menikah, dan aku bisa merasakan rasa kehilangan dan terpukul. Melalui Critical Eleven, melalui kisah Anya dan Ale, aku merasakan kehilangan yang luar biasa. Mengerti perasaan Anya yang terus dihantui rasa bersalah karena kehilangan Aidan, anak mereka. Menghadapi perasaannya sendirian. Bagi kamu yang sudah menikah, tentu lebih bisa merasakannya. Lebih dalam dan lebih sakit.

Kenapa aku bilang ini film indonesia yang i think, amazing? Awesome? Luar biasa. Why? Karena setiap tuangan adegan, terasa nyata adanya. Karena setiap adegan, mungkin..... or pasti, terjadi di dunia nyata. Melalui Critical Eleven kita belajar, belajar mencintai, belajar ikhlas, dan belajar mengontrol emosi atau ego. Bagiku, itu sulit hahaha. Secara kadang ego ku aja masih gede. Ikhlas aja kadang susah. Mencintai? Aku tidak tahu apa mencintai itu. Sampai skarang yang aku tahu adalah, mencintai seseorang dengan sepenuh hati, menerima dia no matter what happen. Ga peduli dia ga ganteng lah, dia norak, yang penting dia bisa ngehargai dan membuat kita nyaman. Asal jan kebanyakan nuntut ya haha. Mumet kalo banyakan nuntut.

Back to Critical Eleven.

Gue saranin nih bagi yang mau nikah, barusan nikah, atau udah nikah lama buat nonton film ini. Kenapa? Ya karena banyak yang bisa diambil hikmahnya. And i love Harris Risjad, mesipun partnya dikit wkwkwkwk. I love Anya, trenyuh pas Anya nyium tangan bayi mungil yang sudah berada di sisi-Nya. Karena seorang ibu yang mengandung anak selama 9 bulan itu luar biasa.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

One Ok Rock Version - A Thousand Miles

A Thousand Miles
*** Seribu Mil ***



Making my way downtown, walking fast,
Faces pass and I’m home bound
Staring blankly ahead, just making my way,
Making my way through the crowd
— Berjalan di pusat kota, aku berjalan cepat,
— Menghadapi masa lalu dan aku pulang
— Menatap kosong ke depan, aku hanya berjalan,
— Berjalan melewati kerumunan


And I need you,
And I miss you,
And now I wonder,
— Dan aku membutuhkanmu,
— Dan aku merindukanmu,
— Dan sekarang aku ingin tahu,

If I could fall, into the sky,
Do you think time, would pass me by?
‘Cause you know I’d walk a thousand miles
If I could just see you
tonight
— Jika aku bisa terbang ke langit,
— Apa kau pikir waktu akan melewatiku?
— Karena kau tahu aku akan berjalan seribu mil
— Jika aku hanya bisa bertemu denganmu
— malam ini

It’s always times like these when I think of you
And I wonder if you ever think of me
‘Cause every thing’s so wrong and I don’t belong
Living in your precious memory
— Selalu saat seperti ini ketika aku memikirkanmu
— Dan aku ingin tahu apakah kau pernah memikirkanku
— Karena segalanya jadi salah dan aku tak bisa
— hidup dalam kenangan berhargamu

Cause I’ll need you,
And I miss you,
And now I wonder
— Dan aku membutuhkanmu,
— Dan aku merindukanmu,
— Dan sekarang aku ingin tahu

If I could fall, into the sky,
Do you think time, would pass me by?
‘Cause you know I’d walk a thousand miles
If I could just see you,
Tonight.
— Jika aku bisa terbang ke langit,
— Apa kau pikir waktu akan melewatiku?
— Karena kau tahu aku akan berjalan seribu mil
— Jika aku hanya bisa bertemu denganmu
— malam ini

And I, I
Don’t wanna let you know
I, I
Drown in your memory
I, I
Don’t wanna let this go
I, I don’t
— Dan aku, aku
— Tak ingin biarkan kau tahu
— Aku, aku
— Tenggelam dalam kenanganmu
— Aku, aku
— Tak ingin lepaskan
— Aku, aku tak ingin

Making my way downtown, walking fast
Faces pass and I’m home bound
Staring blankly ahead, just making my way
Making a way through the crowd
— Berjalan di pusat kota, aku berjalan cepat,
— Menghadapi masa lalu dan aku pulang
— Menatap kosong ke depan, aku hanya berjalan,
— Berjalan melewati kerumunan

And I still need you,
And I still miss you,
And now I wonder
— Dan aku masih membutuhkanmu,
— Dan aku masih merindukanmu,
— Dan sekarang aku ingin tahu,

If I could fall, into the sky,
Do you think time, would pass us by?
‘Cause you know I’d walk a thousand miles
If I could just see you
— Jika aku bisa terbang ke langit,
— Apa kau pikir waktu akan melewati kita?
— Karena kau tahu aku akan berjalan seribu mil
— Jika aku hanya bisa bertemu denganmu


If I could fall, into the sky,
Do you think time would pass me by?
‘Cause you know I’d walk a thousand miles
If I could just see you
If I could just hold you
Tonight
— Jika aku bisa terbang ke langit,
— Apa kau pikir waktu akan melewatiku?
— Karena kau tahu aku akan berjalan seribu mil
— Jika aku bisa bertemu denganmu
— Jika aku bisa memelukmu

— malam ini

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Emotional baby! *when your mom back to GOD and when My mom back to GOD too*

Ngeliat video anak kecil yang menangis,
ngeliat anak kecil yang mengenali benar lagu yang sering di nyanyikan ibunya,
melihat itu, gue sakit.
Ngeliat orang-orang dengan heboh
menceritakan kelakuan ibunya, melihat orang-orang selalu excited ketika
menceritakan kisahnya dengan ibunya, mendengar suara ibunya menegur anaknya,
all about voice of mom. It’s hurt me.

Kok blog gue isinya curhatan semua ya? Hihi

Anak yang ditinggal mamahnya aja bisa peka
banget, apa lagi gue yang udah segede ini. Beruntung gue ditinggal nyokap pas
gue udah kuliah, coba kalau masih piyik-piyik? Gak tahu hidup gue bakal jadi
apaan.

Ada video yang gue download, lupa gue
linknya, tar kalau inet kantor udah oke, gue share deh. Jadi, ceritanya, video
itu ngerekan anak kecil yang baru berumur 10 bulan kalau gak salah, udah
ditinggal mamahnya meninggal. Kesurga duluan. Dan anaknya dititipin dan diasuh
sama adiknya. Waktu itu, anaknya lagi duduk-duduk gembira, senyum-senyum gitu,
di rekaman itu. Nah si aunty iseng nyanyiin lagu yang biasa di nyanyiin sama
mama nya dulu waktu mamanya masih hidup. Orang awam kayak gue yang denger aja
bisa mewek, apa lagi adek kecil itu, adek kecil yang udah gapunya mamanya lagi.
Reaksi dia apa? Dia cuma mencoba tersenyum tapi tetep, matanya gak bisa
sembunyi. Air matanya ngalir. Matanya merah. He’s cry cause miss his mom. Terus
gue nyeletuk ‘don’t cry sweetheart, I know what you feel like I feel too. I really
know. I miss my mom like you miss your mom, sweetheart. I know sweetheart, I know.
Don’t cry’ padahal gue udah nahan-nahan air mata biar gak netes. Tapi, tetep,
netes dengan suksek.

Ada novel yang gue baca, yang juga bikin
gue mewek. Ini tentang seorang ibu –setidaknya akan menjadi seorang ibu– yang kehilangan
anaknya. Gue baca novelnya Ika natassa, judulnya ‘Critical Eleven’ di situ diceritakan kisah Aldebaran Risjad dan
Tanya Laetitia Baskoro Risjad. Bertemu di penerbangan Indonesia ke Sydney, dan
saling jatuh cinta. Ada satu adegan yang bener-bener nyayat hati, bagi gue sih.
Ketika Tanya melahirkan anaknya yang sudah tak berdegup jantungnya, melahirkan
didalam keadaan anaknya sudah tiada. Bagi orang yang belum punya anak, mungkin
ini gak begitu sakit. Tapi bagi gue, ini sakit banget. Kehilangan anak sama
saja dengan kehilangan separuh nyawa yang ia pertaruhkan untuk kehidupan
anaknya, untuk memperjuangkan anaknya agar dapat melihat indahnya dunia. Melihat
kejamnya dunia dan melihat sayangnya dunia. Namun semua sirna ketika Tanya
tahu, ia melahirkan anaknya yang sudah tiada. Melahirkan ke dunia ini dan juga
mengembalikan ke sang pencipta. Gue belum pernah punya anak dan belum pernah
menikah, tapi perasaan kehilangan akan sama. Kenapa begitu? Gue seorang anak,
gue kehilangan mama gue. Sama kan? Ibu kehilangan anak, dan anak kehilangan
ibu. Hurt me so much. Damn!


Sesuai janji, kalau gue nemu linknya, bakal
gue bagi kan? Durasi Cuma bentar kok. Ini dia
J






Gue waktu itu pengen maki-maki dokter yang
songongnya ampun banget, pengen nampar dokter yang bego banget, pengen treak ke
depan dokter ‘Elo dokter kan! Jangan bego kenapa? Nyembuhin beginian aja gak
bisa? Elo perantara Tuhan kan? Kalo gak mampu, jangan jadi dokter!’ pengen
rasanya nampar dia pake kata-kata itu. Tapi apa? Bahkan ketika nyokap gue
pulang, gue gak bisa nangis. Gue bisa nangis setelah pengajian malamnya
selesai, waktu gue mau tidur, waktu yang biasa gue pake tidur sama nyokap gue,
dan saat itu, gue sadar. Nyokap gue udah pulang ke pemiliknya. Gue bisa apa? Gue
nangis sambil di peluk bokap dan budhe. Gue gak bisa gak nangis setiap inget
nyokap.

STOP!!! Cukup. Gue gak sanggup cerita lagi. Udah ya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Bad News!

Yogyakarta, 25 November 2015

Pernah punya kabar yang lebih buruk? Pernah dikabari kabar yang lebih buruk?
Itu yang gue rasakan. Itu yang gue rasakan. Sekarang. Sakit.
She is a new family for me. For my life. Dan pagi ini, ketika gue masuk kerja setelah seharian kemarin izin karna ada acara 1000 hari eyang putri, ketika pagi ini aku masih semangat, ketika aku duduk, dan ketika dia mulai ‘menasehatiku’ dan ‘mengumumkan’ pengumuman bahwa dia akan ‘outbound’. Sometimes, it hurt me. Somehow, like I feel I can losing her. My mom on my work. My heroes. Shit!
Kabar yang baru gue tahu pagi tadi, yang gue baru aja duduk di depan notebook buat ngerjain kerjaan gue. Tiba-tiba dia bilang ‘dek, besok tak tinggal ya’ gue reflek jawab ‘mau kemana?’ dan dengan santainya dia duduk didepan meja gue, tersenyum, dan bilang ‘mau pergi dan semoga bisa kembali’. Nyessss. Setan! Gimana perasaan lo kalau lo yang dapet kabar begini? Di kantor. Masih pagi dan di ruangan cumin berdua sama dia. Gue bengong doing dan langsung nyeletuk ‘maksudnya?’ and she’s reactions just say ‘can you hug me?’ dan dengan perasaan campur aduk gue lari meluk dia. Dia nangis gue nangis. Gue gak bisa gak berhenti menangis. Gue takut. Rumah sakit. Operasi. Musuh gue. Kebencian gue akan rumah sakit. Ketidak percayaan gue akan rumah sakit. Rumah sakit yang tak dapat menyembuhkan mamahku. Rumah sakit yang mempunyai dokter yang *maaf gue khilaf* fucek! Dokter yang hanya bisa memberikan omongannya, menjual omongannya, tanpa bukti tanpa tindakan yang konkret.

Operasi. Dokter. Rumah sakit. Entah mengapa membuatku selalu teringat hal yang sangat ingin ku lupakan. But, memories can kill your heart. Hurt. Sulit bagiku untuk percaya lagi dengan rumah sakit atau dokter atau seisinya, sekeluarga yang berada di rumah sakit. Shit shit shit. Sakit.
Gue egois? Iya, gue egois. Gue melihat rumah sakit dan isinya hanya dengan berkaca masa lalu. Munafik kalau gue udah mulai ‘tidak membenci’ dan ‘percaya lagi’ dengan rumah sakit dan isinya. Gue takut. Gue takut kehilangan orang yang udah gue anggep kakak, ibu di kantor, teman curhat yang well di kantor, all about work with her. And the-shit-nya penyakit itu, orang baik itu, cobaan itu, air mata ini dan kepedihan ini. Sakit. Gue gak bisa cerita lebih rinci, tapi ini sakit bangettttt. Sakit.

Sampai sekarang, sampai pukul 17.06 pada tanggal 25 November 2015 ini, sampai detik ini gue menulis postingan ini, gue masih nahan buat gak mewek lagi. Buat gak buang air mata di depan anak kantor yang masih stay di kantor nunggu hujan berhenti. See, bumi aja nangis tahu berita paling hurt di hidupku, gimana gue yang notabene lumayan dekat sama beliau. Gue takut dia gak balik. Gue mau dia balik, gue mau dia sehat, gue mau ngasih kado natal terindah buat dia kalau dia sehat dan balik ke kantor dengan senyum lebar dan wajah cerah sambil meluk gue dan bilang ‘dek! Aku udah sembuh, puji Tuhan dokternya baik dan penanganannya oke’. I want it. Just it. Bisakah aku berharap, Tuhan? Ku mohon untuk sekarang, jangan kau kecewakan harapanku ini. Do’aku. Rintihanku. Jeritan hatiku yang sedari tadi pilu.
Tawanya tadi siang. Sikapnya tadi siang. Suaranya seharian ini. It’s hurt me so much. Entah kenapa gue takut pake banget. Gue takutnya udah mikir macem-macem. Bukan paranoid, gue trauma.

Tuhan…
Jika kau izinkan hamba-Mu yang hina ini meminta
Aku hanya meminta satu hal
Hal yang akan membuatku tersenyum bahagia
Izinkan dia melihat dunia setelah operasi
Melihat anak-anaknya tumbuh dewasa
Melihat anak-anaknya juara dan dibutuhkan Negara
Melihat gue mempunyai seseorang dan menikah
Melihat gue ketawa dan misuh-misuh
Melihat gue yang dengan gak sengajanya ngelakuin kesalahan

Tuhan…
Jika diizinkan, hamba-Mu ini bersujud saat mentari belum terbit
Saat semua masih mengenakan selimut
Saat semua orang sedang tertawa dalam mimpinya
Saat semua orang terlelap
Aku menengadahkan tanganku hanya untuk meminta
Meminta hal yang wajar dilakukan seorang teman
Yang dilakukan seorang anak
Yang dilakukan seorang manusia
Meminta hal yang kau tak kabulkan ketika mamahku sendiri yang sedang sakit
Aku mohon, sembuhkanlah dia
I need her so much
To be my friend
To be my mom at work
To be a partner in crime
To be a partner life at work

Tuhan…
Jika kau izinkan hamba-Mu ini meminta
Kembalikan dia saat dia sehat wal afiat
Kembalikan dia kepada suami, anak, dan orang tuanya yang masih mengharapkan dia
Kembalikan dia kepadaku yang sangat menyayanginya
Kembalikan dia pada dunianya yang masih sangat membutuhkannya
Bisakah, Tuhan?
Ku mohon.


I love her, like I love my mom.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

why i hate a doctor, so much ") *facepalm*

A doctor, yes, I hate doctor. Why? Many reason can I describe. Wanna know what?

Kenapa dokter harus sombong?
Kebanyakan orang yang profesi dokter, itu mempunyai sifat ini. Sombongnya setengah mampus! Dia pikir dia apaan? Tuhan? Yes, bener, dia adalah orang yang bisa menyelamatkan nyawa orang lain ketika emergency banget. Tapi, bisa gak sih dokter itu gak sombong? Songong? Idih, gue aja ngebayangin aja udah pen marah. Gue pernah ya *pengalaman pribadi* ketemu sama dokter, ya ampun, mukanya ada judesnya minta di tujes gitu, dan ya, suaranya. Anjrit! Pengalaman yang gak pengen gue inget. Udah dokter itu sifatnya angkuh, gak ada ya dokter yang ramah selain dokter anak. Yah.. kadang dokter anak aja naudzubillah kok juteknya. Amit-amit banget gue dapet jodoh dokter ya. Amit-amit banget, jangan sampe deh.

Kenapa dokter harus sok cool?
Merasa dirinya adalah profesi yang diagungkan, yang diatas angin, makanya dia itu sok cool. Harus ‘wah’ dengan penampilan dokternya *intinya menonjolkan banget ke-dokteran-nya dia*. Ih, gue paling *amit-amit jangan sampe gue kayak gitu* anti dengan kegilaan profesi. Ex ya, elo seorang dokter, pasti kalau elo waras, elo gak bakal nunjukkin kalau elo itu ‘seorang dokter’ yang ada elo bakal nutupin kalau ‘elo dokter’ the best malah. Yang gue temui di dunia ini ya, kebanyakan yang punya profesi kayak gitu, itu bakal sok. Dia yang mau ketempat yang ‘kecil’ harus ketempat yang ‘gede’ dulu baru ‘wah’ kenapa hayo? Aneh kan? Padahal di kantor a.k.a di rs juga makannya makanan kantin rs, kan? Kenapa pas uda di luar makannya yang beda? Yang highclass? Ih banget.

Kenapa dokter butuh bahan percobaan yang real?
That shit. Yang paling holyshit, holy-fucking-shit, yang paling bikin gue muak dengan profesi ini itu adalah Kenapa gak kayak *maaf Negara lain* yang make manekin yang mirip manusia yang bisa dibedah, dijahit, diapain aja kayak manusia biasa? Ada hlo manusia real yang diminta untuk jadi ‘kelinci percobaan’ para dokter. Ke-na-pa? gue masih heran, lo tahu kan, kalau yang namanya bahan percobaan itu bisa berhasil dan bisa gagal. Persentase keberhasilan sih 35% sedangkan untuk kegagalan sih 65%. Elo rela dibayar tapi disuruh jadi bahan percobaan? Lebih aneh lagi *gue mau ngatain tapi ini di share wkwkwkwk* si dokter yang mau-maunya ‘mengudal-udal’ tubuh manusia ‘wajar’ untuk di ‘kerjakan’. Emang mereka udah handal make manusia buat bahan percobaan? Aduh, kalau inget orang yang Cuma buat bahan percobaan itu rasanya pengen triak ke dokternya ‘woi! Dia manusia! Bukan hewan bukan tumbuhan bukan mayat yang bisa lo adul-adul isi tubuhnya, emang elo bisa memperbaikinya? Aduh, baru dokter ‘awalan’ aja make manusia beneran. Kalau mau make manusia beneran, elo mrisa detak jantung aja deh, ya? Meminimalisir manusia yang mati gara-gara gagal lo coba ‘adul-adul’. Ngerti gak sih lo?’. Tapi ya, mau gimana? Gue siapa sih bisa triak kayak gitu? Palingan sama dokternya dikatain ‘eh, elo gak ngerti apa-apa ya tentang ilmu kedokteran and all about doctor, jadi jaga bacot elo yang gak bertanggung jawab itu’. Secara, udah sok cool, sombong mampus, gak punya hati dan emosi *maybe* *dan ini pendapat gue, gak usah di cela*.
Yang paling parah adalah, seorang yang sakit ‘banget’ dan dengan penyakit ‘sangat’ serius, mereka berani menaruh obat untuk pasien, untuk bahan uji coba, dengan dali, ‘kami akan menyuntikkan obat terbaru, sesuai analisa dan hasil laborat, ini bisa mengobati penyakit saudara/i.’ dan dengan ‘polos’nya si pasien ngangguk nurut aja. Di ending ‘cerita penyuntikkan’ si dokter bilang, ‘ini belum tentu mengobati, saya harap anda bersabar dan menunggu raksi dari obat ini. Saya harap pengobatan ini bisa secepatnya dan lancar’ yang artinya ‘lo liat reaksinya, kalau bad, gue gak akan makein obat ini ke elo atau pasien lain, kalau good very good malah, gue bakal kembangin obat ini’. Pinter banget gak sih dokter itu? Hahaha *ketawa setan* *wink*.

Pernah gue baca di salah satu situs, bahwa dokter harus mempunyai sifat dibawah ini :
Buatlah Orang Lain Merasa Dirinya sebagai Orang Penting
Tunjukkanlah dengan sikap dan ucapan bahwa anda menganggap orang lain itu penting. Misalnya, jangan biarkan orang lain menunggu terlalu lama, katakanlah maaf bila salah, tepatilah janji, dsb. Hargai setiap perkataan nya dan buat dia menjadi malu karena kita terlalu peduli padanya.

Jadilah Pendengar yang Baik
Kalau bicara itu perak dan diam itu emas, maka pendengar yang baik lebih mulia dari keduanya. Pendengar yang baik adalah pribadi yang dibutuhkan dan disukai oleh semua orang. Berilah kesempatan kepada orang lain untuk bicara, ajukan pertanyaan dan buat dia bergairah untuk terus bicara. Dengarkanlah dengan antusias, dan jangan menilai atau menasehatinya bila tidak diminta. Inilah cara yang cukup efektif, jangan suka memotong pembicaraan.

Usahkanlah Untuk Selalu Menyebutkan Nama Orang dengan Benar
Nama adalah milik berharga yang bersifat sangat pribadi. Umumnya orang tidak suka bila namanya disebut secara salah atau sembarangan. Kalau ragu, tanyakanlah bagaimana melafalkan dan menulis namanya dengan benar. Misalnya, orang yang dipanggil Wilyem itu ditulisnya William, atau Wilhem? Sementara bicara, sebutlah namanya sesering mungkin. Menyebut Andre lebih baik dibandingkan Anda. Pak Peter lebih enak kedengarannya daripada sekedar Bapak. Panggil namanya, kalau belum pasti dengan namanya maka pastikan lah.

Bersikaplah Ramah dan Sopan
Semua orang senang bila diperlakukan dengan ramah. Keramahan membuat orang lain merasa diterima dan dihargai. Keramahan membuat orang merasa betah berada di dekat Anda. Jadi bersikaplah ramah pada siapapun.

Bermurah Hatilah
Anda tidak akan menjadi miskin karena memberi dan tidak akan kekurangan karena berbagi. Seorang yang sangat bijak pernah menulis, Orang yang murah hati berbuat baik kepada dirinya sendiri. Dengan demikian kemurahan hati disatu sisi baik buat Anda, dan disisi lain berguna bagi orang lain.

Hindari Kebiasaan Mengkritik, Mencela atau Menganggap Remeh
Umumnya orang tidak suka bila kelemahannya diketahui oleh orang lain, apalagi dipermalukan. Semua itu menyerang langsung ke pusat harga diri dan bisa membuat orang mempertahankan diri dengan sikap yang tidak bersahabat. Jadi jangan ejek temanmu yang salah, berusahalah untuk menghargai pendapatnya walau kamu tidak setuju dengan pendapatnya.

Bersikap Asertif
Orang yang disukai bukanlah orang yang selalu berkata Ya, tetapi orang yang bisa berkata Tidak bila diperlukan. Sewaktu-waktu bisa saja prinsip atau pendapat Anda berseberangan dengan orang lain. Anda tidak harus menyesuaikan diri atau memaksakan mereka menyesuaikan diri dengan Anda. Jangan takut untuk berbeda dengan orang lain. Yang penting perbedaan itu tidak menimbulkan konflik, tapi menimbulkan sikap saling pengertian.

Perbuatlah Apa yang Anda Ingin Orang Lain Perbuat Kepada Anda
Perlakuan apapun yang anda inginkan dari orang lain yang dapat menyukakan hati, itulah yang harus anda lakukuan terlebih dahulu. Anda harus mengambil inisiatif untuk memulainya. Misalnya, bila ingin diperhatikan, mulailah memberi perhatian. Bila ingin dihargai, mulailah menghargai orang lain.

Cintailah Diri Sendiri
Mencintai diri sendiri berarti menerima diri apa adanya, menyukai dan melakukan apapun yang terbaik untuk diri sendiri. Ini berbeda dengan egois yang berarti mementingkan diri sendiri atau egosentris yang berarti berpusat kepada diri sendiri. Semakin Anda menyukai diri sendiri, semakin mudah Anda menyukai orang lain, maka semakin besar peluang Anda untuk disukai orang lain. Dengan menerima dan menyukai diri sendiri, Anda akan mudah menyesuaikan diri dengan orang lain, menerima mereka dengan segala kekurangan dan keterbatasannya, bekerjasama dengan mereka dan menyukai mereka. Pada saat yang sama tanpa disadari Anda memancarkan pesona pribadi yang bisa membuat orang lain menyukai Anda.


Tapi, kebanyakan gak gitu, tuh! Kebanyakan dokter ya itu tadi, songongnya setengah mampus, cuek masih gue terima, karna dia menghadapi berbagai sikap manusia dan menghadapi atau melihat kematian setiap hari pula, tapi kalau untuk yang gue jelasin *sebelum sikap sebenarnya dokter*, itu real, murni banget. Dokter punya sifat yang luar biasa pengen jitak kepalanya!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

first good news or first bad news?

Hidup. Yang kita hadapi dalam kehidupan adalah kenyataan. Kenyataan pahit atau manis. Kenyataan kebahagiaan atau kesedihan. Antara kebahagiaan, cenderung orang akan ‘lupa’ jika ia ‘pernah’ bersedih. Antara berita bahagia dengan berita penting, orang akan cenderung memilih berita bahagia. Sama halnya dengan kita, ada berita bahagia dan berita buruk, mana yang kau pilih? For me, bad news dulu, jujur ini.
Believe it, mari kita ulas satu persatu.

Pertama, for me, bad news ya.
Kabanyakan orang akan deg-deg-an ketika ia dikabari adanya bad news. Udah negative thinging duluan, padahal belum tentu separah itu. But, somehow, itu bikin heartbreaking hloo.. seriously. Gue aja kalau ada bad news juga ‘aduh, apaan lagi ini’. Kalo menurut gue, bad news mending di sampaikan di awal deh, karna kalau bener-bener buruk, good news pun bakal ancur. Seenggaknya jangan seneng dulu kalau ternyata bad news kita bener-bener bad.. kalau good news dulu yang disampaikan, biasanya abis itu down abis. Udah stress duluan gara-gara bad news yang disampaikan. Misalnya, elo dapet kabar buruk sama kabar baik, dan elo milih kabar baik duluan yang lo mau denger. Kabar baiknya adalah ‘elo dapet tiket gratis DWP VVIP’ kebayang senengnya elo misalnya elo bisa dapetin itu tiket gratis kan? Gue yakin, elo udah jingkrak-jingkrak, triak-triak kayak orang norak *walaupun kalau gue yang dapet pasti lebih norak dari elo-elo pada*, terus dengan senyum lo yang masih mampang di situ, elo nanya ‘jadi, kabar buruknya apaan?’. Yeah, that shit. Elo langsung down banget pas tahu kabar buruknya, example, kabar buruk yang lo terima adalah ‘elo di pecat dari kerjaan yang elo impi-impikan’ lo tahu, di dunia kerja, kalau ‘dikita’ ada label ‘dipecat’ itu tandanya kita susah buat nyari kerjaan a.k.a elo nganggur lama banget. Jadi, gimana dong?
Betapa gak enaknya ketika bad news itu make you down, heartbreaking.. it’s so hurting you, aren’t you? Wkwkwkwk bahasa gue udah kayak apaan aja ya. So, no matter what happen, kalau ada kabar buruk sama kabar baik, mending lo tahu duluan kabar buruknya deh, seenggaknya meminimalisir terjadinya heartbreaking diawal.

Kedua. Kalau bad news yang disampaikan duluan, lihat efeknya. Example. Elo ada kabar buruk sama kabar baik, seperti kabar diatas. Elo udah heartbreaking banget pas tahu lo dipecat, elo udah down banget pas tahu kalau tempat kerja lo udah gak  di situ lagi. Udah stress duluan dan udah mikir keras karna ‘bakal jadi apaan gue kalau nganggur?’ atau elo udah mikir ‘gue mau kerja dimana ini?’ atau malah memaki tempat kerja lo yang berani-beraninya mecat elo ‘anjrit, kurang ajar banget kantor gue. Berani-beraninya mecat gue, gue udah kerja keras juga. Kamprettttt kamprettttt’. Dan ketika elo udah tenang, udah calm, elo nanya ketemen lo, ‘jadi, sekarang apa lagi kabar bahagia selain kabar gue di pecat?’ elo nanya make nada flat, tapi ekspresi sebel abis. And you know what she know. A good news that only make you –little– happy. Kan seenggaknya elo gak ancur-ancur banget kan? Seenggaknya ada hal yang bikin lo ‘little fly’ setelah elo ancur banget karna the bad-fuckingshit-news tadi. Isn’t enough? Hihihi kayaknya enggak deh. Tetep sakit hati juga sih.

Jadi, ya, gue saranin –gak maksa ya– kalau ada bad news sama good news, mending elo milih bad nya dulu deh, dari pada good. Yah, buat jaga-jaga aja sih. Another bad news make you breakdown, another good news make you little fly, maybe. Wkwkwkwk

Eh, udahan dulu ya, gue udah capek dari tadi nulis mulu. Ini aja gue samba kerja wkwkwkwk. Kerjaan gue sih uda kelar, cuma, ya itu, gue sih masih baru jadi gak terlalu banyak kerjaannya. So, keep calm and teteup, laper!!! Kampret.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

conversation with papah :))

Long conversation with daddy. Speechlees gue pas bokap bilang ‘kalau seorang papah, ayah, gak bias berperan ganda itu wajar. Tapi kalau seorang ibu, mamah, itu harus bias berperan ganda. Kenapa? Karena, mamah, itu secapek-capeknya dia di kerjaan, dia masih pulang untuk masak, cuci baju, cuci piring.’ Dalam hati gue : mampus, gue beda banget. Capek dari kerja ya tidur or makan, mandi tidur. Gak masak, gak cuci piring, dan pokoknya gak ngerjain pekerjaan rumah. Jadi, ya, siapa yang malas dan siapa yang di salahkan? Wkwkwk.

Another conversations, kita bicarain tentang all about economic. Seneng rasanya ngobrol panjang lebar, terbuka banget, and we try to each other antara anak dan papah. Dari mulai keuangan perusahaan, kantor, sampai keuangan Negara aja di bahas. Dari mulai zaman pak harto sampai pak jokowi. Astaga, seriously, perbincangan yang ‘something like crazy’ banget menurut gue wkwkwk.

Pertama, I just say ‘pah, ternyata keuangan di *un name* itu so fucek banget. Gila, baru tahu kalau di keuangan *un name* kayak gitu ancurnya. Yah.. kasihan dong para pekerjanya, gak sejahtera’. Dan dengan santainya papah cengengesan sambil duduk manis depan tv, he say ‘baru tahu? Papa mah uda dari dulu. Makanya temen papa yang profesinya kayak itu pasti diejek. Jadi gak udah kaget sama keuangan negeri kita ini’. Dan disambung dengan ‘orang perekonomian dan per-keuangannya Indonesia aja belum bisa di persaiki kok. Beda dengan keuangan indo yang udah baik, udah oke, tapi keuangan perusahaan *un name* itu masih hancur, itu udah beda banget. Wong, keuangan Negara aja masih amburadul, apalagi perusahaan.’

Kedua, papah say ‘zaman pak harto dulu keras, pak harto itu jahat, tapi jahat mengarah ke-kebaikan. Pak harto dulu gak ada yang berani ngelawan. Sekali pak harto bilang –kamu bunuh dia, kamu gak selamat- pasti mundur pasukannya. Belum lagi kasus yang dia tutupi, dia pinter nutupi kasus yang meresahkan masyarakat. Wong, pas ada hutang langsung dibayar. Zaman pak harto tuh gak ada hutang sampe menumpuk. Dan pak harto ga pake uang Negara, gak kayak sekarang. Dan lagi, zaman pak harto, pak harto bisa sampai sesukses dulu, itu gak ketinggalan karna bu Tin. Taman Mini Indonesia Indah, Ancol, itu yang bikin siapa? Bu Tin, pak harto hanya mendanai, dibalik itu, bu Tin yang kuat membangun. Dukungan itu yang bikin pak harto kuat. Dulu, gak ada istilah presiden bisa masuk ka’bah kecuali pak Harto, semua negara selalu hormat sama pak harto. Sampai akhirnya, pak harto mengalami tekanan. Dipaksa mundur sama rakyat, diancam dengan penanaman bon di seluruh (bukan seluruhnya, tapi ada 8 bom yang di tanam di Jakarta) Jakarta. Dihadapi pilihan antara rakyat atau individu, dan dia dengan tegasnya milih keselamatan rakyat. Dia mundur dengan jaminan rakyat selamat. Padahal mereka gak tahu kalau keruwetan, kerusuhan, yang tahu dan yang bisa menyelesaikan hanya pak harto, kenapa? Karna pak harto yang tahu asal muasal kenapa benang itu bisa ruwet/bundet. Akhirnya rakyat sendiri yang susah kan? Dan dulu seseorang pernah bilang ke pak harto, kalau keluarga bubrah atau ada miss atau ada konflik, maka negarapun terbelah, terpecah. Jadi, dulu kedua anak laki-laki pak harto bertengkar, ngerebutin apa gitu papa lupa, nah salah satu dari mereka pengen menguasai semua, tapi yang satunya tidak memberikan, jadi tengkar. Bu Tin ketembak, di tembak anaknya sendiri kalau gak salah, tapi pernyataan dari pak harto, bu tin itu sakit jantung. Pak harto itu bebannya berat tapi tetep kuat, ya karna ada bu Tin. Karna dia background nya dari militer. Makanya sekarang ada stiker –piye kabare? Penak zamanku, tho- begitu’. Gue Cuma bengong doing di dongeng in kayak gitu. Bingung mau ngomong apaan wkwkwkwk.

Ketiga, perbincangan tentang pasangan. Anjiiiiirrrr. Anak muda banget bahasannya. Wkwkwkwk. Mulai dari nyokap, mantan pacar, sampe masalah entahlah apa lagi *lelah* wkwkwkwk. I say, ‘Gini ya, cewek akan merasa gak sempurna apa bila salah satu yang dia miliki *pribadi* itu hilang. Biar gimanapun mereka pasti minder. Entah gimana mereka menutupinya, ada kalanya dia mikir –kok jadi gini, kok aku harus kehilangan salah satu *apapun yang ada dalam dirinya yang sifatnya fisik* itu pasti ngerasa langsung gak sempurna. Walaupun di depan dia oke-oke aja, di belakang dia pasti mikir dan minder. No matter what she feel, she just fake a strong, fake a happy, and fake a smile all she’s day. Why? She don’t want to see you sad, daddy. Just it. Seberapa kuatnya seorang wanita, seberapa cueknya wanita, dia pasti memiliki sisi ringkih, sisi yang dimana seorang tidak akan tahu apa yang sebenarnya dia rasakan. Jadi, ya, gimana ya ngomongnya? Intinya tidak ada cowok atau laki-laki yang benar-benar tahu perasaan pasangannya. Pasangan hidupnya.’
And papa, answer, ‘kalau papa dulu gak gitu’ dan langsung gue potong dengan gak sopannya, ‘yeah.. kan aku bilang semua laki-laki itu sama saja. Cuma bisa nyakitin, ngerepotin, mau menang sendiri. Kalau cewek, seegoisnya dia, dia tetep mikirin yang di saying. Udah… jangan di bantah, kenyataan kok. Cowok kan juga manusia dan tidak dipungkiri cewek juga manusia, bedanya cewek lebih lemah dan lebih punya hati. Dulu aja ‘para cewek’ nurut-nurut aja tuh ama cowoknya, kalau sekarang, terutama aku, kalau bener ya nurut, kalau salah ya berani aja. Bodo amat mau di katain apa, wong kita bener. Dan cowok itu kalau nyinggung tentang fisik cewek kejam. Coba cewek ngetain cowok, masih ada belas kasihan.’
Then, papa diem lempeng. Abis itu ada tamu dating, kita silent deh wkwkwkwk.

Udah gitu doing, tapi seru kalau adu mulut kayak pembicaraan tadi malem. Apa lagi sama papah. Wkwkwk gue dong yang menang, secara gue diem-diem tapi mengamati. Diem-diem tapi nyablak dan nyletuk yang menyakiti, pas, tepat sasaran. Hahahaha *ketawa setan*. Gue, mau kalah… gak mau lagi lah :P *kibas rambut*.

Jadi ya, siapa salah siapa? Siapa nakal siapa? Siapa ngelawan siapa? Siapa fake siapa wkwkwkwk.Long conversation with daddy. Speechlees gue pas bokap bilang ‘kalau seorang papah, ayah, gak bias berperan ganda itu wajar. Tapi kalau seorang ibu, mamah, itu harus bias berperan ganda. Kenapa? Karena, mamah, itu secapek-capeknya dia di kerjaan, dia masih pulang untuk masak, cuci baju, cuci piring.’ Dalam hati gue : mampus, gue beda banget. Capek dari kerja ya tidur or makan, mandi tidur. Gak masak, gak cuci piring, dan pokoknya gak ngerjain pekerjaan rumah. Jadi, ya, siapa yang malas dan siapa yang di salahkan? Wkwkwk.

Another conversations, kita bicarain tentang all about economic. Seneng rasanya ngobrol panjang lebar, terbuka banget, and we try to each other antara anak dan papah. Dari mulai keuangan perusahaan, kantor, sampai keuangan Negara aja di bahas. Dari mulai zaman pak harto sampai pak jokowi. Astaga, seriously, perbincangan yang ‘something like crazy’ banget menurut gue wkwkwk.

Pertama, I just say ‘pah, ternyata keuangan di *un name* itu so fucek banget. Gila, baru tahu kalau di keuangan *un name* kayak gitu ancurnya. Yah.. kasihan dong para pekerjanya, gak sejahtera’. Dan dengan santainya papah cengengesan sambil duduk manis depan tv, he say ‘baru tahu? Papa mah uda dari dulu. Makanya temen papa yang profesinya kayak itu pasti diejek. Jadi gak udah kaget sama keuangan negeri kita ini’. Dan disambung dengan ‘orang perekonomian dan per-keuangannya Indonesia aja belum bisa di persaiki kok. Beda dengan keuangan indo yang udah baik, udah oke, tapi keuangan perusahaan *un name* itu masih hancur, itu udah beda banget. Wong, keuangan Negara aja masih amburadul, apalagi perusahaan.’

Kedua, papah say ‘zaman pak harto dulu keras, pak harto itu jahat, tapi jahat mengarah ke-kebaikan. Pak harto dulu gak ada yang berani ngelawan. Sekali pak harto bilang –kamu bunuh dia, kamu gak selamat- pasti mundur pasukannya. Belum lagi kasus yang dia tutupi, dia pinter nutupi kasus yang meresahkan masyarakat. Wong, pas ada hutang langsung dibayar. Zaman pak harto tuh gak ada hutang sampe menumpuk. Dan pak harto ga pake uang Negara, gak kayak sekarang. Dan lagi, zaman pak harto, pak harto bisa sampai sesukses dulu, itu gak ketinggalan karna bu Tin. Taman Mini Indonesia Indah, Ancol, itu yang bikin siapa? Bu Tin, pak harto hanya mendanai, dibalik itu, bu Tin yang kuat membangun. Dukungan itu yang bikin pak harto kuat. Dulu, gak ada istilah presiden bisa masuk ka’bah kecuali pak Harto, semua negara selalu hormat sama pak harto. Sampai akhirnya, pak harto mengalami tekanan. Dipaksa mundur sama rakyat, diancam dengan penanaman bon di seluruh (bukan seluruhnya, tapi ada 8 bom yang di tanam di Jakarta) Jakarta. Dihadapi pilihan antara rakyat atau individu, dan dia dengan tegasnya milih keselamatan rakyat. Dia mundur dengan jaminan rakyat selamat. Padahal mereka gak tahu kalau keruwetan, kerusuhan, yang tahu dan yang bisa menyelesaikan hanya pak harto, kenapa? Karna pak harto yang tahu asal muasal kenapa benang itu bisa ruwet/bundet. Akhirnya rakyat sendiri yang susah kan? Dan dulu seseorang pernah bilang ke pak harto, kalau keluarga bubrah atau ada miss atau ada konflik, maka negarapun terbelah, terpecah. Jadi, dulu kedua anak laki-laki pak harto bertengkar, ngerebutin apa gitu papa lupa, nah salah satu dari mereka pengen menguasai semua, tapi yang satunya tidak memberikan, jadi tengkar. Bu Tin ketembak, di tembak anaknya sendiri kalau gak salah, tapi pernyataan dari pak harto, bu tin itu sakit jantung. Pak harto itu bebannya berat tapi tetep kuat, ya karna ada bu Tin. Karna dia background nya dari militer. Makanya sekarang ada stiker –piye kabare? Penak zamanku, tho- begitu’. Gue Cuma bengong doing di dongeng in kayak gitu. Bingung mau ngomong apaan wkwkwkwk.

Ketiga, perbincangan tentang pasangan. Anjiiiiirrrr. Anak muda banget bahasannya. Wkwkwkwk. Mulai dari nyokap, mantan pacar, sampe masalah entahlah apa lagi *lelah* wkwkwkwk. I say, ‘Gini ya, cewek akan merasa gak sempurna apa bila salah satu yang dia miliki *pribadi* itu hilang. Biar gimanapun mereka pasti minder. Entah gimana mereka menutupinya, ada kalanya dia mikir –kok jadi gini, kok aku harus kehilangan salah satu *apapun yang ada dalam dirinya yang sifatnya fisik* itu pasti ngerasa langsung gak sempurna. Walaupun di depan dia oke-oke aja, di belakang dia pasti mikir dan minder. No matter what she feel, she just fake a strong, fake a happy, and fake a smile all she’s day. Why? She don’t want to see you sad, daddy. Just it. Seberapa kuatnya seorang wanita, seberapa cueknya wanita, dia pasti memiliki sisi ringkih, sisi yang dimana seorang tidak akan tahu apa yang sebenarnya dia rasakan. Jadi, ya, gimana ya ngomongnya? Intinya tidak ada cowok atau laki-laki yang benar-benar tahu perasaan pasangannya. Pasangan hidupnya.’
And papa, answer, ‘kalau papa dulu gak gitu’ dan langsung gue potong dengan gak sopannya, ‘yeah.. kan aku bilang semua laki-laki itu sama saja. Cuma bisa nyakitin, ngerepotin, mau menang sendiri. Kalau cewek, seegoisnya dia, dia tetep mikirin yang di saying. Udah… jangan di bantah, kenyataan kok. Cowok kan juga manusia dan tidak dipungkiri cewek juga manusia, bedanya cewek lebih lemah dan lebih punya hati. Dulu aja ‘para cewek’ nurut-nurut aja tuh ama cowoknya, kalau sekarang, terutama aku, kalau bener ya nurut, kalau salah ya berani aja. Bodo amat mau di katain apa, wong kita bener. Dan cowok itu kalau nyinggung tentang fisik cewek kejam. Coba cewek ngetain cowok, masih ada belas kasihan.’
Then, papa diem lempeng. Abis itu ada tamu dating, kita silent deh wkwkwkwk.

Udah gitu doing, tapi seru kalau adu mulut kayak pembicaraan tadi malem. Apa lagi sama papah. Wkwkwk gue dong yang menang, secara gue diem-diem tapi mengamati. Diem-diem tapi nyablak dan nyletuk yang menyakiti, pas, tepat sasaran. Hahahaha *ketawa setan*. Gue, mau kalah… gak mau lagi lah :P *kibas rambut*.
Jadi ya, siapa salah siapa? Siapa nakal siapa? Siapa ngelawan siapa? Siapa fake siapa wkwkwkwk.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS