Kisah
ini berawa ketika keluarga kami mengalami masa yang sangat sulit, masa dimana
setiap orang akan mengalaminya juga. Meninggal atau bisa disebut mati, yah..
‘Eyang Putri’ aku biasa memanggilnya dengan sebutan seperti itu. Dulu ketika
aku kecil aku sering dirawat dan dijaga oleh eyangku, sampai aku kuliah pun aku
masih bersama dia dan keluargaku. Kami merawat eyang putri yang sudah tidak
bisa jalan, beliau jatuh ketika akan menjalankan shalat subuh di masjid. Tepat
tanggal 21 Feruari 2013 beliau menghembuskan nafas yang terakhir, tepat saat
adzan shalat dzuhur berkumandang. Ketika itu, beliau meminta untuk di tuntunin
membaca surat Al-Fathihah. Saat beliau tengah menghadapi sakaratul mau, aku tak
di sampingnya.. melankan aku berada di Jogja. Bukan untuk main, tapi aku kuliah
di sana. Hehm.. seusai aku shalat dzuhur, aku rehat sebentar di tempat tidur
kos, seraya berfikir dan mengingat-ingat “aku bermimpi eyang tidurnya melorot
terus itu sampe sekarang udah 40 hari belom ya?” Seakan aku mempunyai firasat
akan ketiadaan beliau aku pun merasa kangen yang luar biasa, sudah lamatak
jumpa.
Tak
lama setelah aku berangan-angan dengan
benak dihatiku, aku mendapat telpon dari ayahku.. beliau mengtakan bahwa eyang
sedang kritis. Bohongnya yang membuatku dag dig dug, serasa hatiku ditusuk
beratus-ratus jarum.. membohongiku dengan mengatakan ‘kritis’ ? Sungguh,
itubenar-benar membuat hatiku down. Saat aku mengangkat telpon
“Assalamu’alaikum.. piye pah?” Tanya ku pada papah ku. Dengan suara yang
dibuatnya tegar ia menjawab “Wa’alaikum salam, mbak Cha pulang ya.. eyang lagi
kritis” begitu katanya. Sontak mendengar hal itu aku langsung berfikiran yang
tidak-tidak, dan dengan refleknya aku mengucap ‘innalillahi wa’ inaaillaihi
rajjiun’. Aku pun menutup telpon dari papahku, dan bergegas untuk berkemas...
membawa yang perlu dan pulang ke Kulon Progo. Dengan berlinangan air mata di
sepanjang jalan, aku berkata dalam hati ‘tunggu aku eyang, tunggu Niska
pulang.. lalu eyang boleh pergi ke Surga’ dan disepanjang jalan juga aku
menangis tanpa bersuara, air mata menetes dan rasat sakit di hati.
Sampai
dirumahpun aku masih dikejutkan dengan keramaian para tetangga yang sudah
berdatangan, aku berfikir ‘kenapa ini? Rumahku ada apa? ramai’. Dengan perasaan
bertanya-tanya dan masih menahan tetesan air mata aku ditarik masuk oeh salah
satu tetangga yang ku kenal akrab. Di perlihatkan kepadaku, sebuah pemandangan
yang membuatku hancur seketika. Aku melihat eyangku sudah di ditutup rapat
dengan kain jarik yang dibujurkan ke selatan. Kepala di utara dan kaki di
selatan. Saat itulah aku baru pertama kali merasakan sakit hati yang begitu
mendalam, sakit yang benar-benar membuatku mmenangis histeris. Aku menangis
saat melihat eyangku sudah terbujur kaku di tempat tidur aku menjatuhkan helm
dan terjatuh di pelukan papahku, aku menangis sangat histeris.. seakan berharap
ini hanya mimpi.. mimpi buruk yang akan berakhir dan aku bangun masih mempunyai
eyang yang aku sayangi. Namun itu sangat mustahil, ini kenyataan yang harus aku
lakukan, harus aku hadapi.. menyakitkan memang.. hari yang benar-benar aku
benci untuk seketika, karna setiap hari Kamis aku teringat saat beliau pergi..
saat beliau menghembuskan nafas terakhir. Dan aku masih ingat benar ketika
awalnya beliau memutuskan untuk tinggal di rumahku, sungguh aku sangat senang.
Entah mengapa hatiku serasa bekecukupan bahagia. Beliau makanpun aku sediakan,
minum aku buatkan yang manis.. ternyata itu hany sesaat, hany sekejab mata
berkedip. Lambat laun akupun menyadari bahwa aku tak boleh seperti ini,
kehidupan akan terus berjalan dan setiap manusia pasti akan kembali ke
sisi-Nya. Kita hanya menunggu giliran saja, kita hany menunggu antrian kapan
kita disayang dan diambil-Nya. Wallahualam, siapa yang tahu kapan kita mati..
Proses
pemakaman jenazah almh. Eyangpun berjalan lancar tanpa halangan, namu ada yang
heran dengan kubur eyang.. malam hari sebelum dimakamkan hujan lebat, namun
kubur eyang benar-benar kering. Tak ada air sedikitpun yang tersisa, padahal
daerah sekitar basah dan masih ada sesedikit genangan air. Sungguh Allah
bersama orang-orang yang taat bersama-Nya, sungguh Engkau membuat tempat
peristirahatan terakhir orang yang aku sayang menjadi sebuah kubur yang
dikelilingi oleh malaikat dan semua ciptaan-Mu. Selesai penguburan, kami
sekeluarga kecuali mama dan adik pulang ke rumah. Dengan hati yang sudah lega
dan menerima dengan ikhlas aku bisa tersenyum kembali.. aku menjadi pribadi
yang dulu lagi.. namu kadang-kadang aku masih menangis bila mengingat saat beliau
ada, saat aku terakhir mencium tangannya, saat aku berbicara padanya.. saat aku
menjanjikan beliau untuk membeliakan yang beliau mau yang beliau inginkan. Aku
masih menitihkan air mata. Sampai sekarangpun aku masih merindukan beliau.
“Untuk Almh Eyang yang di surga, aku disini merindukanmu... lihatlah aku, aku
sekarang bisa menerima kenyataan bukan? Aku bahagia engkau pergi dengan membawa
bacaan yang muliah.. bacaan yang benar-benar mulia.. engkau bahagia? Engkau
mendapat tempat yang layak bukan? Akupun begitu, di sini aku bahagia,. Walaipun
engkau juga mengetahui sebagaimana keluargaku saat ini.. Pernah sesekali aku ke
ceplosan bertanya ‘eyang dimana ma?’ lalu aku langsung menutup mulutku.. aku
lupa, maaf.. sudah terbiasa kalo pulang dari Jogja pasti hal pertama yang aku
tanyakan pasti beliau. Maaf”
100
hari telah berlalu dengan mulus, dengan cepat. Tak terasa aku sudah memasuki
masa Ujian Akhir Semester, hehm.. sungguh waktu berlalu cepat seakan ia akan
menunjukkan sesuatu padaku. Selama 2 minggu lebih aku tak pulang ke rumah, aku
sibuk dengan tugas-tugas akhir kuliah.. itu sangat menyita waktuku.. dan entah
hasilnya bagaimana, aku ingin hasilku atau IPK/IP ku naik.. ya Allah ujian kali
ini sungguh membuat malas belajar, dari mulaih Akuntansi Pengantar II yang
awalnya yakin benar jadi down gara-gara aku salah ngerjainnya. Salah cara
menyelesaikannya. Entah besok berapa nilaiku, aku harap jangan C, JANGAN !!
Tepat
saat aku sedang tiduran di kamar kos, aku mendapat sms.. “uangnya di irit-irit,
papamu belum gajian sejak bulan Maret” yah.. itu dari mamaku, yang membuatku
terperangah. Hah? Awet? Irit? Ini tugas banyak, fotocopyan banyak, print juga..
gimana mau di irit-irit? Kataku dalam hati. Namun aku hanya membalas “iya ma..”
hanya begitu, ada sepercik kekecewaan yang aku dapat,., tapi ya sudahlah..
Sudah aku irit dan aku jalani puasa untuk menggenapi puasaku yang tahun lalu
‘bolong’ namun percuma, pasti buat inilah, itulah.. untuk keperluan kampuslah,
makan, dll. Dan sekarng di ATM uangku tinggal 50rb yang tersisa, huh sungguh
miris.. dan kuputuskan untuk pulang ke rumah.
Sampai
dirumah aku di sambut baik, langsung ditanya ‘keterima mbak jadi tatib?’ aku
hanya J
sedikit dan berkata ‘pemandu. Ngerti? PEMANDU’, benar-benar membuatku ketawa..
kenapa dan kok bisa aku dialihkan ke sie pemandu? Hahaha tawaku memecah saat
membaca pengumuman.
Malam
harinya, ada perbincangan serius antara mama dan papa yang di situ ada aku.
Duduk diantara mereka sambil mengupas kacang tanah, aku menyimak dan sesekali
aku menonton tv. Sungguh membuatku malas mendengarkan hal-hal yang, yah bisa
dibilang membuat kepala panas.
Orang yang umumnya sudah sangat ‘dewasa’
katakanlah begitu, harusnya memendam ego untuk permasalahan dan penyelesaian
yang serius. Sedangkan ini? Ego malah gede-gedean males gak? Lu pikir aje ye,
anak pulang pengen liat senyum ketawa bahagia dan yang didapat apa? Gue? Gua nangis
mbel. Aslik ini nyesek. Jlebb banget tau.. isi hati gue itu bener-bener lembut,
meskipun gue terkenal tomboy, kek laki-laki kelakuannye.. tapi di balik itu
semua gue bener-bener rapuh.. rapuh banget malah.
Hari
yg harusnya membuatku ketawa ngakak karena bercandaan mereka, malah jadi aku
yang nangis sendiiri.. cukup di tinggal pergi Almh. Eyang saja sudah membuatku
shock.. ini ditambah permasalahan yg bikin enek !! gimana perasaan kalian
hah?!! Ngerti kalo hati anak nya lagi sakit, belum sepenuhnya pulih makah
ditambahin kek gini ! lupikir gue batu? Gue tau gue gak sempurna, gue pun dosa
kalo ngomong ato cerita kek gini.. tapi gue juga bakal sakit kalo gue pendem
sendiri.. tolong pengertiannyaaaaaaa!
0 komentar:
Posting Komentar