RSS

About

Rendy kecilku -- Cerpen karya Niska @prabaniska

"Happy Reading guys :D just a little karyaku @prabaniska"

-Rendy kecilku-

            “Mamah.. mah, liat nih Rendy bawa apa. Ini bunga buat mamah” suara khas anak kecil itu membuyarkan lamunannya.
            Rendy kecil menyematkan bunga yang ia petik ketelinga mamahnya, ia sangat senang ketika melihat sang mamah memakainya. Baginya, mamahnya adalah malaikat yang turun dari khayangan dan menjadi mamah paling cantik sedunia.
            “Mamah cantik” ucapnya sambil memandang dengan mata berbinar.
            Letty mengusap lembut kepala anaknya, ia memandangi wajahnya dan tersenyum. Layaknya seorang ibu yang sangat menyayangi anaknya, ia tak pernah melewatkan waktu luangnya untuk anaknya. Sekalipun lelah karena bekerja, ia tetap menemani anaknya bermain.
            “Kamu juga ganteng sayang, mamah sayang banget sama jagoan mamah satu ini” ucapnya mencium kening anaknya.
            “Wah... ada apa nih kok mamah make bunga sih? Hayo Rendy mau rebut mamah dari papah yaaaa?” goda Hanafi yang tiba—tiba duduk di samping istrinya.
            “Ahh papah ganggu, kan ceritanya Rendy mau jadi pacar mamah dulu. Papah sih keburu dateng” ucap Rendy kecil sedikit cemberut.
            “Mamah akan selalu jadi pacar Rendy kok, papah gak akan ganggu” ucap Hanafi lembut.
            “Asyiiiikkkk. Papah kalah, horeee” Rendy berkata sambil jingkrak—jingkrak senang.
            “Rendy main lagi ya pah, mah, dahhhh”
            Rendy kecil berlari menjauh dari tempat dimana orang tuaya duduk, ia kembali bermain dengan kawan sebayanya di taman belakang rumah mereka.
            “Anak itu mirip dengan Rendy ya? Dia energik, aku sayang sama dia”
            Letty menoleh ke arah suaminya, ia tertegun dengan ucapan Hanafi. Sungguh, ia beruntung mendapatkan suami seperti Hanafi. Letty tersenyum mendengarnya, ia berkata dalam hati ‘Ren, anak kita mirip kamu. Aku juga menyayanginya’
            “Sampai sekarang aku masih ingat kejadian waktu itu. Aku belum sepenuhnya dapat melupakannya” kata Letty memandang kelangit dan menerawang jauh ke masa lalunya.

2008

            “Tak terasa ya, kita sudah hampir menikah. Tinggal 1 bulan lagi kita menikah, sungguh aku menantikan hari itu. Bagaimana denganmu, Letty?”
            “Tentu saja, jika aku tidak menantikannya aku tidak akan menerima lamaranmu 9 bulan yang lalu dan aku tidak akan bersamamu sampai saat ini” jawab Letty.
            “Kamu memang selalu seperti itu, tapi.. terimakasih telah mengubahku saat aku masih SMA dulu. Aku yang berandal, aku yang selalu bolos sekolah, namun saat tak sengaja menabrak mobilmu, aku melihat sosok yang indah. Kamu turun dari mobil dan marah-marah, hampir saja aku naik pitam, kalau saja tidak ada lelaki di sebelahmu”
            “Rendyyyy.. itu Hanafi, dia sahabatku sejak SMP. Kebetulan kami bareng, soalnya mobil dia lagi di bengkel. Kamu waktu itu ngira pacaran kan? Hahaha”
            Rendy Alyasa Pratama adalah seorang yang amat dicintai Letty, mereka pacaran sejak Letty naik kelas 2 SMA,waktu itu mereka tak sengaja terjebak konflik. Awalnya Rendy menganggap Letty adalah gadis yang cengeng yang hanya bisa mengandalkan seseorang yang bernama Hanafi, yang saat itu ia kira adalah pacarnya. Sedangkan Letty menganggap Rendy adalah lelaki yang hanya bisa membantah dan bolos sekolah. Tak mereka sangka kini mereka telah diambang pernikahan.
            Cinta yang benar-benar membuat bingung semua orang, Rendy yang notabene adalah preman sekolah atau biasa dipanggil penguasa sekolah, sedangkan Letty hanya gadis biasa yang tak begitu memperdulikan kepopulerannya. Namun sejak Letty menjadi pacar Rendy dan Rendy berubah total, nama Letty semakin tak asing saat SMA. Seantero SMA 2 BAKTI LUHUR telah mengenalnya sebagai ‘Letty-nya Rendy’.
            Di sebuah rumah makan sederhana yang terletak di dekat persimpangan jalan, mereka duduk bersama, menikmati malam minggu yang indah. Banyak bintang bertaburan di langit, seakan mendukung mereka dan menyuruh mereka untuk tetap bersama. Angin malam berhemus pelan, membuat badan Letty sedikit dingin. Hanya mengenakan t-shirt dan celana jeans. Rendy melepaskan jaket jeansnya dan dikenakan ke tubuh gadisnya, ia berbisik, “kamu seksi pas kamu kedinginan” goda Rendy.
            Letty hanya mendelik dibuatnya, lalu kembali tersenyum. Ia menatap wajah Rendy yang berseri, menunggu hari dimana mereka telah sah menjadi suami istri.
            “Kita pindah tempat yuk, di sini terlalu rame dan dingin. Aku gak mau gadisku satu ini ngomel-ngomel gak jelas gara-gara kedinginan” sambil melirik wajah cantik Letty.
            “Mau kemana?” tanya Letty yang kemudian menatap mata sang kekasih.
            “Villa? Aku udah bilang sama papah, dan aku udah ngizinin kamu ke mamah papah mu. Mereka setuju, aku membawa makanan kecil di mobil. Bagaimana menurutmu?” tanya Rendy.
            Letty berfikir sejenak dan menganggukkan kepalanya, ia beranjak untuk masuk dalam mobil kekasihnya. Digandengnya tangan Rendy, berjalan beriringan bak seperti pasangan yang sudah ditakdirkan untuk bersama.
            HandPhone Letty berdering saat sudah duduk manis dalam mobil, ia mengambilnya dan membaca nama di layar HPnya. ‘Hanafi? Tumben’ batinnya. Letty mengangkatnya dan mengucap salam seperti biasanya.
            “Assalamu’alaikum, gimana Fi?”
            “Kamu dimana Let?” tanya Hanafi
            Rendy menoleh ke Letty, mengerutkan keningnya dan bergeming ‘siapa?’. Letty membalas bergeming ‘Hanafi’. Kemudian Rendy fokus kembali dengan setirnya, ia mengemudikan laju mobilnya dengan kecepatan normal.
            “Lagi jalan sama Rendy, ada apa?”
            “Cieee yang bentar lagi married, iri lah aku, sial!” pekiknya bergurau
            “Hahaha yadong, kamu sih gak mau bareng sekalian, ya kali tuh penghulu mau nikahin kamu juga. Hahaha”
            “Ngledek?” jawab Hanafi singkat
            “Hahaha oiya lupa, kamu kan jomblo. Sorry, spontan tadi” ucap Letty merasa bersalah.
            “Kalian mau kemana emang? Dasar! Mentang-mentang udah mau married terus kalian ngelupain sahabat sendiri”
            “Aduh Hanafiiiii, gak gitu ah. Enggak, jadi gini Rendy mau ngajak aku ke Villanya. Sekalian weekend-an sih haha”
            “Makanya jangan jomblo Fi hahaha” seru Rendy nimbrung obrolan Letty.
            “Wah sialan tuh anak! Awas ajak kalo sampe ketemu, aku tonjok juga deh” gurau Hanafi, “Oiya, kalian nginep?” lanjutnya
            “Iya, lagian udah malem juga. Aku kan capek kakaaaakkk” suara Letty terdengar manja, membuat Hanafi semakin menyayangi gadis itu.
            Hanafi Prasetya Dirgantara, adalah sahabat sejak SMP, Hanafi menyukai Letty sejak pertama bertemu di perpustakaan kota. Saat itu Letty sedang mencari buku tentang sejarah manusia, saat itu Letty kesulitan mencarinya hingga akhirnya ia bertemu dengan sosok tampan Hanafi.
            Mereka berkenalan dan tak disangka juga, mereka satu SMP. Hanya saja Hanafi 1 tahun lebih tua dari Letty. Mereka bersahabat sangat erat, sampai-sampai ada yang mengira mereka pacaran. Mereka tidak hanya seperti orang pacaran, mereka sangat friendzone. Namun menurut mereka itu wajar, seorang sahabat yang menyayangi sahabat lainnya.
            “Oke, selamat bersenang-senang, inget! Jangan macem-macem! Oke cantik?” kata Hanafi memberikan nasehat.
            “Yaa, seperti biasanya kau selalu menjadi kakak tiriku yang kutemukan di SMP Cenderawasih hahaha. Oke bye ganteng, aku pacaran dulu yaa sama calon suami. Haha”
            “Oke. Assalamu’alaikum”
            Hanafi menutup telfonnya dan kembali dengan aktivitasnya, mendesain. Dia kuliah di jurusan arsitektur, dia adalah arsitektur muda yang sejak semester dua sudah diminta untuk mendesain rumah salah satu dosennya.

^^^^

            Hampir 1 jam mereka dalam perjalanan, waktu menunjukkan pukul 23.00, sudah sangat larut. Namun perjalanan masih setengah jam lagi, jarak ke Villa Rendy memang agak jauh, ditambah jalanan yang masih saja ramai di padati mobil—mobil pribadi yang akan liburan di villa mereka sendiri.
            Tepat pukul 23.30 mobil Rendy sudah berada di depan gerbang villanya, mang Udin, salah seorang yang menjaga villa Rendy membukakan gerbangnya. Ia memberikan kami senyum, Rendy membalasnya dengan memberinya sedikit uang tip.
            “Sayang, udah sampe nih” ucap Rendy memgoyang-goyangkan tubuh kekasihnya pelan.
            Namun karena Letty terlalu ngantuk dan lelah, Letty memilih mengabaikannya. Ia hanya berkata “Ngantuk”. Mendengar hal itu, Rendy hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
            “Mau dipapah?” tanyanya kemudian
            Letty hanya mengangguk manja, ia tetap tidak memaksa tubuhnya untuk bergerak sedikitpun. Meskipun begitu, ia sebenarnya sudah bangun, hanya saja sifat malasnya mulai kambuh. Rendy sudah hafal itu sejak mereka pacaran. Ia turun dari mobilnya dan memanggil mang Udin.
            “Mang, bantuin Rendy buat bawa barang-barang di bagasi. Nih si Letty udah tepar. Kecapekan kayaknya, taruh aja di ruang tamu. Oke?”
            “Baik tuan” jawab Mang Udin tanpa mengelak.

            Sesampainya mereka di kamar, Rendy meletakkan Letty di kasur dengan hati-hati. Ia memandang kekasihnya kasihan, keletihan, ia membelai wajah Letty lembut. Letty membuka matanya, kini mereka berada di jarak yang sangat dekat, hanya 3cm. Jika Rendy bergerak, maka hidung mereka akan bersentuhan.
            “I love you Lettysia Septiani Wibowo”
            Letty tersenyum, “Love you too Rendy Alyasa Pratama. Lebih lebih mencintaimu dari apapun”
            Rendy mendekatkan wajahnya ke wajah Letty, kini sebuah sentuhan hangat mendarat di bibir mungil Letty. Ia memeluk erat kekasihnya, melepaskan ciumannya, memandangi mata indah kekasihnya. Tersenyum bahagia tersirat dalam wajahnya.
            “Aku bersyukur Tuhan menurunkan bidadari indah untukku, malaikat tanpa sayap yang senantiasa mau bersabar karena lelaki berandal sepertiku. Membimbingku sampai aku berubah menjadi anak yang membanggakan orang tuaku. Terimakasih sayang”
            Ia kembali mencium bibir mungil kekasihnya. Letty membalasnya dengan lembut, ia menutup matanya. Mereka larut dalam indahnya bercinta, hingga terlelap.
            Keesokan harinya, Letty hendak bangun untuk mengambil air wudhu. Ia mendapati tubuhnya sudah tak berpakaian, ia membangunkan kekasihnya. Ia terkejut saat melihat kekasihnya juga tak berpakaian. Ini kesalahan besar!
            “Apa yang kamu lakukan padaku? Kita belum sah sayang! Kau benar-benar berandal!” ucap Letty setengah marah.
            Rendy mengucek-ucek matanya, berharap ini hanya mimpi. Membuka matanya dan “Allahuakbar, sial! Dosa.. dosa... duh, gimana nih? Berfikir-berfikir!” ucapnya sambil memukul-mukul kecil kepalanya. “Tapikan pernikahan kita tinggal sebulan lagi sayang, udah gapapa. Insyallah Tuhan mengampuni kita, banyak-banyak berdo’a aja. Lagian kamu juga sih tadi malem gak bangun dari tidurmu”
            “Hah dasar! Udah sana pakai bajumu dan ambil air wudhu, aku mau mandi ngebersihin diri”

^^^^

            H-1, semua sudah sibuk dengan kegiatan masing-masing. Letty tidak pernah cerita dengan kedua orang tuanya tentang kejadian malam itu, begitu juga Rendy, mereka menyimpan rapat-rapat rahasianya. Dan untung saja Letty tidak hamil sebelum waktunya, ia bersyukur Tuhan masih berpihak padanya. Rahasia ini hanya Hanafi yang tahu, sedikit kecewa dengan penuturan sahabatnya, namun karena tangis sedu sahabatnya ia luluh. Ia tak kuasa melihat orang yang ia sayangi sedih ataupun terluka.
            Letty sedang mempersiapkan baju yang akan ia kenakan di hari pernikahannya, ia memilahnya. Ada tiga baju yang ia pakai, 1 baju untuk akad nikah, baju untuk resepsi siang dan resepsi malam. Lumayan mewah, karena mereka sama-sama dari keluarga berada, terutama Rendy.
            Letty sudah tidak sabar menunggu hari itu, ia senyum-senyum sendiri di kamarnya.
            Tok..tok..tok..
            Suara ketukan pintu itu membuyarkan imajinasinya, ia menoleh ke arah pintu, sosok lelaki tampan yang sudah membawa kado untuknya. Siapa lagi kalau bukan sahabat yang ia sayangi, Hanafi.
            “Haii cantik, cieee besok udah jadi istri orang! Aku rebut aja gimana? Atau aku culik?” goda Hanafi sembari menyerahkan kado besar yang ia tenteng memakai tas plastik putih.
            “Wahhh apa ini? Makasih yaa. Mau nyulik? Abis itu kamu dipukulin Rendy hahaha” gurauan yang pernah ia celetukkan saat SMA.
            “Yah.. kok gitu sih? Ya kali Rendy nyerahin kamu buat aku haha, jadi inget pas kita becanda bareng di kantin sekolah. Tiba-tiba si Rendy marah-marah gak jelas, ternyata dia cemburu hahaha”
            “Iya, waktu itu aku juga bingung banget! Hihi” jawabnya “By  the way, kamu nginep sini kan? Soalnya kamu harus jadi pendampingku pas aku nikahan, jadi saksi nemenin papah, oke?”
            “Pasti cantikkk” ucapnya sambil memencet hidung mancung Letty. “Rendy mana?” tanyanya kemudian.
            “Gak tau, bentar aku telfon”
            Dengan lincah, Letty memencet tombol nomornya Rendy, ia menunggu jawaban Rendy.

            Di jalan..
            Rendy sedang mengebut untuk sampai ke rumahnya, ia membawa bunga kesukaan Letty dan bunga kesukaan mamahnya. Ia sangat menyayangi kedua wanita itu, saat HandPhonenya berdering, ia melirik HandPhonenya yang ia letakkan di sebelahnya. Ia mengambilnya sambil sesekali fokus pada jalan. Mengangkat telefon dari kekasihnya, dan kejadian itu terjadi.
            Saat Rendy hendak membelokkan mobilnya, ia menghindari truk yang dengan seenaknya mengerem dadakan. Kecelakaan sebelum hari indah itu datang, membuat semua orang sedih, terutama Letty. Ia sangat merasa bersalah karena kejadian itu, ia terus—terusan menyalahkan dirinya. Hingga 1 bulan lebih, ia hanya menangisi dan memandangi foto Rendy yang ia pasang di meja dan di dinding kamarnya.
            Hanafi, seorang sahabat setia yang rela menunda bahkan membatalkan niatnya untuk menggarap desain suatu perusahaan hanya untuk menghibur Letty. Ia ikut sedih atas kejadian itu, ia juga mengkhawatirkan kesehatan Letty. Akhir—akhir ini ia sering berpikir aneh—aneh yang membuatnya terpaksa terjaga setiap malam.
            Hingga suatu hari, Letty mual—mual, ia mulai tidak nafsu makan. Ia cerita pada Hanafi saat Hanafi menjenguknya, Hanafi menyimak setiap kalimat gadis didepannya. Ia merasa iba melihat gadis yang ia sayang merasa sedih.
            “Besok kita ke dokter buat cek”
            “Cek apa?” kata mamah Letty yang tiba—tiba muncul dari balik pintu
            Sontak Hanafi dan Letty kaget bukan kepalang, kebingungan apa yang akan dijawab. Namun dengan pandainya Hanafi menutupi rahasia Letty dengan baik. Mamahnya mengangguk mengerti saat diceritakan masalahnya.
            “Oiya tante, boleh Hanafi minta izin?” tanyanya sopan
            “Apa Fi? Tumben—tumbenan kamu minta izin, biasanya juga langsung” gurau mamah Letty, yang membuat Letty memandanginya tajam.
            “Hanafi mau mempersunting Letty, ini pesan dari Rendy dan sebenarnya Hanafi udah suka dan sayang sama Letty sejak SMP. Hanya saja Hanafi gak berani ngomong ke Letty. Boleh?”
            Mendengar penuturan Hanafi, Letty langsung melongo. Mamah Lettypun tak kalah terkejut, belum lama ia mendapati putrinya gagal menikah, kini ia mendapatkan kejutan yang tak kalah hebat. Mamah Letty hanya tersenyum seraya berkata “Tante ngikut Letty saja, kalau kami selaku orang tua ingin anak—anaknya bahagia J” ucapnya bijak.

            Keesokkan harinya..
            Rumah Sakit Bersalin Indah..
            “Selamat ya mbak Letty, anda akan menjadi seorang ibu. Usia kandungan masih belia, sudah 2 minggu”
            Kalimat itu terus tergiang saat Hanafi dan Letty keluar dari rumah sakit. Letty kebingungan dengan apa yang dihadapinya, ia bahkan berfikir kalau ia akan gagal menikah gara—gara Hanafi sudah tahu hal ini. Hanafi memandangi Letty lekat—lekat, seolah mengerti apa yang ada dipikiran gadis itu.
            “Tenang aku akan tanggung jawab, aku sayang kamu apa adanya” ucapnya
            “Tapi aku..”
            Hanafi meletakkan telunjuknya di bibir Letty “Ssssttt, aku menyayangimu apa adanya, minggu depan kita menikah. Bukankah sudah kita bicarakan dengan keluarga kita? Dan keluarga Rendy?” ucapnya tulus.
            ‘Tuhan... begitu indah rencanamu, aku kehilangan lelaki yang akan menjadi suamiku, namun Engkau menurunkan seorang lagi yang lebih Kau kehendaki. Aku bersyukur karnanya’ batin Letty.

            Dua minggu kemudian..
            Pernikahan berlangsung haru bercampur sedih, semua para tamu undangan tak kuasa menahan air matanya saat acara sungkeman. Mereka ikut bahagia karena rekan kerja, SMA, SMP, bahkan KULIAH dan SDnya datang hanya untuk menyaksikan temannya menikah.

^^^^

            “Benar, waktu itu aku sangat terpukul dengan kejadian yang menimpamu. Aku ikut bersedih, terluka karena kamu juga terluka. Aku akan lebih sedih lagi bila saat itu kamu masih down atas perginya Rendy” jawab Hanafi
            “Aku menyayangimu Fi, lebih dari apapun”
            Dipeluklah istri tercintanya itu, diusap lembut kepala sang istri. Letty melepaskan pelukannya dan melirik jam ditangannya.
            “Sudah jam 4 sore” ucapnya “Rendy.... sini nak, udah sore. Ayo mandi dulu” serunya pada anaknya
            “Iya mah..” Rendy kecil berlari menuju kedua orang tuanya.
            Letty memeluk Rendy dan menggendongnya, diikuti langkah kaki istrinya. Hanafi menggoda Rendy kecil dari belakang. Keluarga yang sempurna.

            ‘Tuhan menciptakan sebuah kejadian atau cobaan pasti mempunyai maksud dan tujuan, hanya bagaimana kita menafsirkannya. Bagaimana kita menyikapinya, bagaimana kita menggali hikmah yang ada dalam setiap cobaan itu. Aku sungguh bahagia mempunyai suami yang menerimaku apa adanya, dan anak yang benar—benar aku sayangi. Aku menyayangi Rendy yang kini sudah berada disurga, dan aku juga menyayangi Rendy kecilku. Arendy Fisia Pratama, anak pertama yang benar—benar ia sayangi. Terimakasih Tuhan..’


~~~Sekian~~~

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Terimakasih, Tuhan.. Aku Menyayanginya

Tuhan menciptakannya untukku, Tuhan menghadirkan sosok yang membuatku selaly tersenyum.
Namun bila Tuhan sudah berkehendak, kita takkan pernah bisa mengelak ataupun meronta.
Kau hadir tepat waktu dan kau pergi tepat waktu, menangispun itu takkan merubah keadaan.
Terimakasih telah mengisi hariku, terimakasih telah membuatku mengenalmu.

Kini aku tahu hikmah apa yang ada dibalik kematianmu, aku menyayangimu, aku mencintaimu. Sampai kapanpun.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

puisi kecil untuk ibuku di surga

Ibu…
Dibalik tembok kamar yang usang…
Kulihat dirimu berkalang renta…
Ada sepanjat doa untukmu…
Dan aku teringat…
Cerita dibalik usiamu…

Ibu…
Malam ini aku sedih…
Tapi pada siapa aku mengadu..
Andai engkau tahu…
Banyak kisah yang tak bisa ku beri…
Banyak tangis yang tak bisa ku tahan..

Aku rindu…
Rindu akan cubitan kecilmu
Di saat aku nakal…
Rindu akan belai mu saat ku tertidur…
Atau derap langkahmu yang mengajakku
pergi ke suatu tempat..
Bermain…
Melihat dunia…
Aku iri pada mereka…

Aku ingin waktu kembali…
Dan andai waktu itu kembali….
Tak kan kubiarkan engkw menangis…
Tak kan kubiarkan engkw sakit..
Agar aku bisa mengabdikan diriku untukmu…
Ibu.…

Ku tinggalkan masa depanku hanya untuk melihat tawamu…
Kurelakan keringatku untuk menjaga mu…
Ku biarkan tawa canda yang tertahan
bersama para sahabatku…
atau dunia luar yang membuatku terlena...

Demi bakti ku padamu…

Aku rindu gema takbir bersamamu…
Aku rindu saat egkw membangunkan ku saat sahur sahur tiba…
Larangan kecilmu saat ku salah…
Rindu akan cerita jenakamu…

Ibu..
Aku kesepian…
Aku sendiri disini…
Dinyata ..tak ada lagi mereka bersamaku…
Dinyata, tak ada yang peduli akan sepiku,,
Aku tak ingin menangis…
Sungguh tak ingin…
Saat ku menangis…
Aku merasa telah menyakitimu…
Menyalahi takdir yang kuasa…

Aku hanyalah sebaris mimpi yang hilang…
Dengan harapan bias yang tak berbentuk…
Tapi datang untuk meraih asa ku yang tenggelam..
Bersama ceritaku…
Aku..
Akan tetap ada…dihatimu…


thank's buat mas Joko :)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Bunda.. I Love You

Entah mengapa, kurasakan betapa perihnya hati
Teriris, tercecer menggeletak, sedan sedu
Di atas dua bati nisan. tumpukan tanah liat
Taburan bunga-bunga beraroma semerbak

Memandang setiap sudut arah itu
Berurai air mata membasahi pipi
Bak samudera memuntahkan isi
Aku pun demikian tak kuat lagi

Tumpukan tanah dan dua batu itu
Sebenarnya aku belum siap menerima
Dahulu ia yang selalu ada
Dalam indah hari-hariku

Dengannya aku berbagi,
"Mah, hari ini aku dapet nilai bagus"
Pelukan mesara penuh cinta darinya

Pesan, petuah dan nasihat
Selalu saja terngiang-ngiang ditelinga
Kuteringat ketika, ku rasakan cinta
Dari setiap kata-katanya

Kini, kutermenung sendiri.
Kini, beliau telah tiada lagi

Siapa kini pemberi nasihat
Siapa kini penegur dikala khilaf
Siapa kini pemberi pelukan mesra itu

Oh bunda, kepergianmu terasa berat bagiku
Rasanya aku ingin hidup abadi denganmu
Bukan. Tidak mungkin itu.

Oh bunda aku akan selalu mencintaimu

Kau telah kembali kepada cinta dan kasih sayangNya
Tuhan Semesta Alam
Kini kuserahkan kepadamu, wahai Rabb-ku
Allah yang akan cinta dan selamanya ada disampingmu
Dalam nirwana surga penuh dengan keindahan

I Love you, Bunda.

karya mas Wawan Setiawan :) thank's mas ;)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Puisi Untuk Bunda Di Surga

Perih..
Sedih, sendu..
itu yang kurasakan saat kau pergi

Haru, pilu
Air mata tak terbendung
Melihat kenyataan yang begitu menyakitkan
Melihat kau tersenyum dalam tidurmu

Suratan-Mu, Tuhan...
Begitu menyakitkan ku rasakan
Begitu memukul, aku tak kuasa menahan tangis
Akupun tak kuasa meronta, meminta agar kau kembalikan beliau

Entah apa yang aku lihat saat itu
Entah apa yang membuatku begitu tegar
Melihat kenyataan saat papah dan adik lelakiku menangis
Menahan air mata yang akan membanjiri pipiku

Aku bayangkan kau mengelus kepalaku
Menguatkanku dalam pilu
Memberikan senyum indahmu saat aku bersedih
Menyemangatiku..
Dan kau tak mengharapkan apapun dariku

Bunda..
Dengarkah kau saat aku memanggilmu?
Bunda...
Anankmu merindukanmu, taukah kau?

Bunda.. cintamu, kasih sayangmu, selalu aku rindukan
Sapaan saat aku pulang selalu ku dapatkan
Omelan kecil yang berakhir candaan
Ledekan yang berujung ngambekkan

Aku rindu saat itu, Bunda..
Aku selalu mengirimkanmu do'a
Kau selalu melihatku dari Surga
Namun aku? tak sekalipun dapat melihatmu bahkan menyapamu aku tak bisa

Bunda.. Anak lelakimu, adikku lulus ujian nasional
Bunda.. apa yang harus kulakukan?
Aku melihat kenyataan bahwa papah masih merindukanmu
Apa yang harus ku lakukan saat aku tak bisa menggantikan peranmu?

Kini negeri sebrang membuatku mengerti
Kerinduan akan mu kembali
Telapak kakiku, keningku mencium
Do'a selamat antarkanmu pergi

Bunda.. biarkan aku menangis
Membuatku lega akan keadaan ini
Melihat tidur panjangmu yang membias
Mencintaimu saja tak berarti, kini

Aku memang menyayangimu, Bunda..
Namun Tuhan lebih menyayangimu
Tuhan lebih mengerti, Bunda..
Tuhan mempunyai rencana indah untuk mu

Akan kusimpan kenangan bersamamu, Bunda..
Akan ku kenang masa dimana kau selalu tersenyum padaku
Akan ku bawa semangatmu dalam benakku, Bunda
Akakn ku wujudkan suksesku, dan akan ku persembahkan untuk mu

Terimakasih telah merawatku, menjagaku
Terimakasih atas kasih sayangmu, cintamu
Salam sayang anakmu melalui do'a untukmu
Salam rinduku melalui mimpi indahku

with love
your doughter

-Mba Ca-

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kak.. :(


Meski dekat, aku takkan bisa meraih tanganmu
Meski dekat, aku tak dapat menyapamu
Meski tahu, kau akan mengacuhkanku
Berapa lama kau akan seperti itu?

Mengenalku bukan berarti kau menganggapku ada
Mengenalku bukan berarti kau mau menerimaku, lagi
Adakah rasa maaf yang kau berikan untukku?
Adakah rasa rindumu untukku?
Sampai kapan kau akan mengacuhkanku?

Matahari bersinar terang, terik nan panas
Namun bagiku, panasnya matahari tak dapat mencairkan sikapmu
Bulan memang sendiri di sana
Namun tak sesepi diriku
Bintang beribu di langit, bergerombok, berlomba bersinar lebih terang
Namun kau akan lebih terang dalam pandanganku

Mataku memang tak selalu menatapmu, tetapi hatiku?
Aku selalu merindukanmu
Aku membutuhkan senyummu, setidaknya hanya 1 detik
Sampai kapan kau akan mendiamkan ku?

Dalam setiap do'aku, aku sebut namamu.. berharap kau juga melakukan hal yang sama
Dalam anganku, kau hadir dan memberikan senyum indahmu, mengatakan kau merindukanku
Imajinasiku tentangmu selalu indah, dan merangkai begitu saja
Alur cerita yang tergambar dalam benakku selalu ada dirimu
Bayangmu, kapan akan aku lepaskan?

Mungkin aku memang pernah dekat denganmu, merasa sakit saat 'dia' datang
Merasa sedih saat kau berada di dekat 'dia'
Tapi saat aku di dekatmu, aku merasa menang. Menang atas segala hal
Aku menyayangimu, kakak (yang ada di sana)

Aku ucapkan terimakasih telah datang dalam hidupku
Memberi warna merah merona di hatiku
Meninggalkan luka pada sayapku
Mematahkan harapanku dan memudarkan pandanganku ke kamu, kak

Kini aku sadar, aku hanyalah seperkecil gadis yang hadir mewarnai hidupmu
Aku akan selalu menunggumu mengucapkan kata 'heii, apa kabar? sini lah main'
Atau aku akan menunggumu mengucap 'udah lupain aja, lagian itu udah lama. aku udah maafin kamu'
Atau mungkin aku akan pergi dengan mimpi da cita-citaku tanpa dukunganmu

with love,
adek (mungkin) yang selalu menyayangimu

Niska :)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Selepas Kau Pergi, Mama..


Aku tahu, Tuhan ga akan memberikan cobaan yang berat dan melampaui batas hamba-Nya. Aku juga tahu, Tuhan mengerti keadaan kita.. mengerti kondisi kita.. dan Tuhan yang lebih tahu seberapa kuatnya kita menghadapi cobaan itu. Aku tidak tahu alasan apa yang di berikan Tuhan, sehingga Ia memberi cobaan berat pada keluargaku. Aku hanya berfikir, keluargaku terlalu kuat untuk menanggung semuanya.. cobaan, hinaa, cacian, rintangan bahkan halangan agar kamu tidak dapat move on pun kami hadapi. Apa yang terjadi kami serahkan pada-Mu, Tuhan.. kami ga akan goyang dengan kencangnya angin yang akan menumbangkan akar-akar kekuatan kami.. Mungkin itu alasan Tuhan memberikan cobaan berat, Ia ingin tahu seberapa kuatnya akar di keluargaku setelah malaikat yang menjagaku, mempertaruhkan nyawanya hanya demi kelahiranku Ia ambil.. Ia sayangi. Dan Istri yang sungguh kuat, sungguh sabar, ikhlas menerima apa yang menjadi beban hidupnya.. entah itu cacian, ejekka, atau apapun yang membuat beliau sakit hati dan dia menutupinya demi menjaga keutuhan “suatu keluarga kandung” agar tidak pecah, meskipun itu sangat sakit.. beliau hanya bisa memendamnya, sampai akhirnya ia tak kuasa menahan.. ia meliapkan rasa sakitnya dengan hal-hal positif, ia menghadap-Mu, Tuhan.. ia bersama-Mu.. Ia selalu mengadu pada-Mu..
Mungkin baginya, rasa sakit hatinyalah yang membuat ia sakit.. tekanan batin yang mendorong si penyakit hadir dalam tubuhnya. Perlahan tapi pasti, penyakit itu menggerogoti sari makanan yang harusnya untuk tenaga bagi tubuhnya, tapi malah jadi “perkembangan” bagi si penyakit. Mungkin Tuhan tahu bahwa mamahku adalah hamba-Nya yang sangat kuat, sabar, ikhlas, dan selalu tawakal pada-Nya.. alasan itulah mengapa Tuhan memberinya cobaan, cobaan yang bagi kami sekeluarga sangatlah berat. Cobaan yang benar-benar membuat kami terpukul, terisak, sakit, sedih, dan harus kuat menghadapinya. Banyak cerita indah diantara kami, ketika kami masih berempat.. utuh, seperti keluarga yang sesuangguhnya. Keluarga yang harmonis, penuh dengan canda tawa. Namun tidak saat kami tahu bahwa mamah / istri mengidap penyakit itu, semua senyumnya, tawanya, mimik bahagianya seakan terenggut dalam sekejap mata. Jarang kulihat ia tersenyum tulus, memang... ia selalu tersenyum dan seakan kuat menghadapi penyakitnya itu, namun.. dibalik itu semua, hatinya menangis. Mengapa ia belum juga sembuh? Mengapa ia belum juga diangkat penyakitnya? Mengapa Allah memberinya beban / cobaan yang begitu kuat? Apa dosa besar yang telah aku lakukan, sehingga aku diberikan teguran seperti ini? Mungkin pertanyaan-pertanyaan itu yang selalu ia lontarkan kala suami dan anaknya tak disampingnya...
Berat baginya untuk menanggungnya sendiri, kami tak bisa berbuat banyak. Hanya do’a dan berusaha agar ia lekas diangkat penyakitnya, hanya semangat yang kami tunjukkan agar ia juga optimis dalam kesembuhannya. Ia selalu bilang “Ibu ki sehat kok, ibu pasti sembuh” begitu senangnya kami saat ia mengatakan kalimat itu, kami beranggapan kalau ia sangat bersemangat untuk menggapai kemenangannya dalam kesembuhan. Namun nyatanya, kemenangan yang ia dapat lebih bagus dan indah dari yang kami harapkan J. Ia sangat fine sekarang, ia bahagia.. tersenyum ikhlas, ia pulang dengan baju putih dan selangit pahala yang ia kantongi.. ia celengi. Ia di sayang Tuhan, terlebih dulu harus ke surga untuk menempati dan singgah di rumah Allah J sungguh indah tempatnya kini. Sungguh lebih dari yang kami bayangkan, tidak lagi merasakan sakit. Yang ia rasakan saat ini hanyalah bahagia dan selalu melihat perkembangan anak-anaknya dari surga juga melihat suaminya yang begitu ia sayangi, suami yang ia bangga-banggakan. Suami yang setia menemani kala ia hidup, mendampingi, membahagiakan..
Heii.. mama sedang melihatku bukan? Jangan sedih jika aku jatuh sakit, hehm... seperti biasa. Perubahan musin, aku kena flu lah. Tapi tak apa, karna Allah sayang aku J. Dulu kalo aku sakit, mama pasti mijitin aku dan papah pasti pijiti bagian jempol kaki. Ukhhh... sakit, terus mama bikinin aku teh manis hangat, nyuruh makan yang banyak. Istirahat cukup, ga boleh banyak maen. Hahaha asyik yak mah, mamah juga masakin masakan kesukaan aku. Hehm.. sayangnya sekarang kalo aku sakit yang bikinin maem ga da L yang ada niska kudu bikin teh manis hangat sendiri, masak sendiri.. yang makan papa sama adek, tapi.. belum bisa masak santan i L duh kudu belajar nih, oke gapapa mamah pasti maklum hehe. Love you mah. Anakmu selalu mendo’akanmu, dan mamah akan selalu hidup di dalam hati mba Ca, Papa, dan Adek J


Salam cinta dari anakmu
 



       

Grinas Prabaniska Kinasih

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Aku akan menjadi buih...

Diambil dari cuplikan sebuah novel yang benar-benar menyentuh. karya mas Andi :) dan novel ini adalah salah satu novel yang saya suka. selamat membaca :D lain waktu saya akan ngepost puisi saya sendiri. soon! wait ya :* #iuh hahahaha
selamat membaca semua, semoga suka. dan buat mas Andi :) maaf banget copas :)

Seperti putri duyung di dongeng itu. Kelak aku akan menjadi buih dan membawa mati semua rahasia hatiku. Sebut aku pesimis, tapi sudah terlalu lama aku menunggu saat yang tepat untuk kebenaran itu. Dans selama itu, aku melihat bagaimana benih-benih perasaanmu kepadanya pelan-pelan tumbuh  hingga menjadi bunga yang indah.

Aku kalah bahkan jauh sebelum mulai angkat senjata. Kau ada dihidupku, tapi bukan untuk kumiliki. Kerjap mata indahmu hanya untuk dia dan selamanya itu tak akan berubah. Meski begitu, kenapa kau tidak berusaha berbalik dan mencari jalan keluar dari bayang-bayang dirimu?


Jika suatu hari kau menyadari perasaanku ini, kumohon jangan menyalahkan dirimu. Mungkin memang sudah begini takdir rasaku. Cintaku padamu tak kan pernah melambung ke langit ketujuh. Aku hanya akan membiarkan buih-buih kesedihanku menyaru bersama deburan ombak laut itu. Karena inilah pengorbanan terakhirku : membiarkanmu bahagia tanpa diriku...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kepergianmu, Mamah....

Senin, 31 Maret 2014..
19th Kau menemaniku, mengasuhkan dalam kasih sayang yang melimpah..
19th Kau memberiku pelajaran hidup, mengajariku membaca, menulis..
Kau takkan menyerah meski aku mengeluh, kau tak marah meski aku salah..
Kau bahkan selalu ada untukku, tak pernah sedikitpun aku melupakanmu, Mama..
Kau bagaikan matahari yang selalu menyinari hidupku, memberiku kehidupan dengan segala kasih mu. Tak pernah kau sesali adanya aku, tak pernah kau mengacuhkan ku meski aku berulang kali marah padamu. Perlahan kau mengajariku arti kesabaran, keikhlasan, dan mengajariku untuk tidak membenci orang yang telah melukai kita. Kau sempurna bagiku, Mama. Kau takkan tergantikan, walaupun dunia kita kini berbeda. Kau menasehatiku kala aku salah dan kala aku tak mau mengalah, kau selalu tersenyum padaku meski ku tau kau sagat terluka.
Mama, kau adalah sosok ibu yang kuat. Kau tak menampakkan rasa sedih dan sakitmu di depan suami dan anak-anak mu. Aku bangga padamu, Mama. Seakan kau adalah hamba-Nya yang benar-benar disayang oleh-Nya, kau diberi cobaan yang teramat sangat berat. Namun Allah tahu, hamba-Nya yang satu ini mampu melewati cobaan dengan ikhlas dan tawakal. Sabar pun teruji, Ikhlas pun tercurah dan Senyumpun terpancar.. Aku bahagia mamah sudah tenang disana, mamah sudah di dekat Allah bukan? Mamah adalah hamba-Nya yang sholehah yang selalu mengingat-Mu saat sehat ataupun sakit, saat sedih maupun bahagia. Beliau, Mamahku yang selalu menjadi kekasih-Mu, Tuhan..
Ingatkah kau mamah, saat aku kecil aku selalu menemanimu membuat ‘tempe kedelai’. Saat itu aku memakai gaun warna ungu dan menidurkan ‘anak ayam’ warna hitam. Kau tersenyum melihat tingkah ku, kau bahkan ketawa saat kau tau gaunku ada ‘kotoran ayamnya’ K. Kau juga pernah memarahiku kala aku bangun kesiangan, kala itu aku masih kelas 1 SD. Dan aku memintamu mengantarkanku pergi sekolah, tapi kau mementingkan pergi ke ‘sawah’ eee untuk aku mau dianter budhe Sum hahaha J ingat bukan? Sewaktu aku menirukan ‘orang ater-ater’ di rumah kita, aku selalu mengucap kalimat ‘kulon nuwun – sami sami gage’ haha itu sungguh cerita yang pernah kau bahas bukan? Aku masih ingat jelas mamah..
Kau yang selalu mengingatkanku untuk shalat 5 waktu, meski aku belum bisa full dan belum ‘sesregep’ mamah. Tapi aku berusaha lhooooo J, aku juga ingat saat ulang tahunku.. entah itu yang ke berapa tapi aku sangat ingat. Kau memberiku pesta ulang tahun yang menurutku itu membahagiakan, menggembirakan.. ada banyak balon dan games yang tak terduga.. kau juga membuatkanku ‘nasi kuning’ sebagai pengganti kue tart. Kau memang selalu mengerti bagaimana kondisi anakmu mah, kau ingat saat Arned menginginkan motor? Hahaha mamah sampe didiemin kan waktu itu? Tapi tenang mah ada ‘mencho’ mu yang handal, yang bisa bikin Arned mau ngomong lagi sama mamah.
Oiya mah, ingat gak waktu aku SMP aku pernah mau di jemput mamah, eeee malah ga jadi gegara waktu itu papah sms apa gitu.. inget gak mah? Waktu itu gigi papah juga mau di cabut gegara sakit ato ‘kerowak’ gitu. Hahaha ujung-ujungnya aku ikut ke Dokter Gigi kan? Dokter siapa gitu aku lupa hahaha J. Pas masuk SMA juga, selalu dianter papah ato mamah.. hehm.. waktu itu belom boleh naek motor sendiri, soalnya belum cukup umur dan belum ada SIM (surat izin meminjam #eh?) hahaha
Oiya mah, aku juga pernah bilang ke mamah kan “kalau besok aku ultah yang ke-17 aku mau dirayain make kue. Tapi cuman keluarga doang” inget ga mah? Iiiiii ternyata mamah beliin aku kue tart, yang banyak coklatnya... ceresnya.. ada daun juga :* suka deh mah. Makasih yaa, oiya mamah juga pernah bilang kan kalo di SMA aku bisa dapet 5 besar aku bakal di kasi 5 permintaan. Itu juga terkabulkan hahaha, waktu itu aku minta beliin sate, bakso, mie ayam, baju, sama satu lagi apa yak mah? Lupa deh Niska L.
Aku tau aku nulis kek gini mamah tau, pasti mamah ngintip dari surga yaaaa. Ahh ketahuan deh sama Niska, Niska kan sok tau #eh? Maksudnya Niska cuman nebak sih, ya kali bener yaaa nek salah yaa hahaha :p. Mah, di rumah sepi nih ga ada mamah. Cuman ada aku, papa, sama adek. Hehm... kalo aku ke jogja di rumah cuman berdua, duh serasa mamah lagi kerja tauu... oiya mah, inget pas kita pertama kali nempatin rumah hasil jerih payah mamah sama papah? Duh berasa malam itu dingin ya mah, sampe-sampe aku pilek... dan waktu itu tidur berempat (4) di depan tv hahahaha. Kangen deh suasana waktu itu, bener-bener kenangan yang ga bisa di lupain.
Terus pas aku keterima di Universitas di Yogyakarta mamah juga ikut seneng dan menasehatiku bukan? Mamah bilang ‘jangan bangga karna di UGM tapi bangga karna prestasimu yang menjulang Mbak Ca’ iya kan? Mamah juga nemenin aku selama aku ‘OSPEK’ mamah beliin aku makan, nyiapin kebutuhan ospek ku mamah juga sabar ngadepin aku yang ‘waktu itu’ labil gegara maagnya kambuh dan ngambek pas mamah mau pulang ke rumah. Tau kenapa? Soalnya aku ga ada temen di kos mah, mamah juga nyuciin baju kaku. Ee sekarang aku yang ngegantiin posisi mamah kalo aku pas di rumah, tapi maafin Niska ya mah kalo Nska belum bisa masakin masakan kesukaan papah. Abis susah sih, ruwet.. pelan-pelan yak mah... oiya mamah juga harus awasin Niska dari surga yak, ga bole lengah ngawasin Niska nanti ketinggalan ‘HOT NEWS KESUKSESAN” Niska hlooo hahaha J.
Mah ada yang ketinggalan, mamah inget pas aku TK terus adek pas umur berapa gitu aku lupa.. mamah selalu nyeritain dongeng sebelum tidur kan? Hihihi Niska inget bener itu, sekamar berempat sama papa.. itu pas rumah kita masih di ‘KULON’ yak mah, duh banyak kenangan juga, oiya pas tamasya juga, pas nonton ‘teletubis’ juga hahaha sampe-sampe mamah sama aku dulu sering nonton ‘Putih Abu-Abu’ yang disiarin di salah satu televisi swasta haha J duh bener-bener deh, kalo bisa di Re-Run bakal tak Re-Run terus deh masa-masa indah itu. Pas aku pertama kali di beliin sepeda, pas aku ngambek terus minta jemput mbak Lia buat ke ‘Wonosari’ terus pas mamah beliin aku Helm yang bermerk ‘INK’ pas mamah beliin aku baju lebaran, masakin masakan kesukaan.. padahal kan mah, kalo mamah udah sembuh aku pengen mamah masakin aku tumis ‘kates/pepaya muda’ eee malah mamah uda di sayang sama Allah, yaudah gapapa. Malahan kan mah? Mamah ga ngerasain sakit lagi, dosa-dosa mamah uda di ampuni dan surga adalah rumah mamah sekarang.. lebih indah dan lebih dekat dengan umat-umat nabi Muhammad SAW yang beriman dan bertaqwa. Mamah juga deket sama Allah, mamah bisa ketemu ‘Simbah Wetan Kakung Putri, Eyang Kakung Putri, dan sedulur-sedulur ATEMODIMEDJO lan sedulur-sedulur MARTO PAWIRO lainnya’ jangan khawatir tentang Niska, Arneda, dan Papah. Kita bakal hadepin apapun masalah, cobaan, kebahagiaan, kesuksesan dan kemenangan bersama. Mamah ga akan pergi dari kami, mamah akan selalu ada di dalam hati kami, kenangan bersama mamah menjadi cerita indah saat ini, esok dan sampai Niska punya cucu sampai Niska lebih sukses dari apa yang mamah bayangkan. Mamah liat aja Niska, Arneda, dan Papah akan menunjukkan betapa kuatnya kita, betapa hebatnya kita..
Tidur nyenyak dikuburmu mah, Berbahagialah mamah di surga.. karna surga adalah rumah mamah sekarang. Niska ucapin makasih dan Niska ga bisa balas apapun selain memanjatkan do’a untuk mamah setiap saat dan setiap Niska shalat/ibadah.. Niska bener-bener bangga punya mamah yang hebat mamah yang kuat dan tabah seperti mamah.. mamah yang menyayangi anak-anaknya dan suaminya melebihi apapun, Niska masih inget ‘SMS TERAKHIR MAMAH’ Niska tetep simpen kok mah, oiya sekk sekk Niska tulis wae sisan J
16 Maret 2014
Ya mb alhamdulillah
20 Maret 2014
Syg mama melebihi sglny, bljr yg baik mg sukses
25 Maret 2014
Mb bsk msk jam brp, klu msk siang mbok plg ibuk kangen bnget
25 Maret 2014
Magripo kae alon nak arep ktm zaki soale sesuk esuk wis bali
26 Maret 2014
Ok mb slm kmbli ya


Zaki = ponakan aku yang masih berumur 3th anaknya mbak ku (mbak Lia, anak Budhe RR.Kuswidyaningsih)
Tuh, masih Niska simpen kan sampe sekarang....
Oiya mah, papah tu jail banget hloo, masa sms ‘Dek Ayu (pacar / mantan Arned) make nomor mamah hahaha.. jantobat mah..
Udahan mah aku nulisnya, besok-besok di lajut.. mau shalat maghrib dulu sekalian do’ain mamah biar mamah di surga seneng dan bahagia :*
Niska sayang mamah, oiya Niska tau jawaban mamah “Sayang Mamah melebihi segalanya untuk anak-anak mamah” ya kan? Hehe Niska uda hafal kok, karna Niska juga sayang mamah melebihi segalanya yang ada di dunia ini...

    Salam sayang dari anakmu
          J Grinas Prabaniska Kinasih

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS