RSS

About

Selepas Kau Pergi, Mama..


Aku tahu, Tuhan ga akan memberikan cobaan yang berat dan melampaui batas hamba-Nya. Aku juga tahu, Tuhan mengerti keadaan kita.. mengerti kondisi kita.. dan Tuhan yang lebih tahu seberapa kuatnya kita menghadapi cobaan itu. Aku tidak tahu alasan apa yang di berikan Tuhan, sehingga Ia memberi cobaan berat pada keluargaku. Aku hanya berfikir, keluargaku terlalu kuat untuk menanggung semuanya.. cobaan, hinaa, cacian, rintangan bahkan halangan agar kamu tidak dapat move on pun kami hadapi. Apa yang terjadi kami serahkan pada-Mu, Tuhan.. kami ga akan goyang dengan kencangnya angin yang akan menumbangkan akar-akar kekuatan kami.. Mungkin itu alasan Tuhan memberikan cobaan berat, Ia ingin tahu seberapa kuatnya akar di keluargaku setelah malaikat yang menjagaku, mempertaruhkan nyawanya hanya demi kelahiranku Ia ambil.. Ia sayangi. Dan Istri yang sungguh kuat, sungguh sabar, ikhlas menerima apa yang menjadi beban hidupnya.. entah itu cacian, ejekka, atau apapun yang membuat beliau sakit hati dan dia menutupinya demi menjaga keutuhan “suatu keluarga kandung” agar tidak pecah, meskipun itu sangat sakit.. beliau hanya bisa memendamnya, sampai akhirnya ia tak kuasa menahan.. ia meliapkan rasa sakitnya dengan hal-hal positif, ia menghadap-Mu, Tuhan.. ia bersama-Mu.. Ia selalu mengadu pada-Mu..
Mungkin baginya, rasa sakit hatinyalah yang membuat ia sakit.. tekanan batin yang mendorong si penyakit hadir dalam tubuhnya. Perlahan tapi pasti, penyakit itu menggerogoti sari makanan yang harusnya untuk tenaga bagi tubuhnya, tapi malah jadi “perkembangan” bagi si penyakit. Mungkin Tuhan tahu bahwa mamahku adalah hamba-Nya yang sangat kuat, sabar, ikhlas, dan selalu tawakal pada-Nya.. alasan itulah mengapa Tuhan memberinya cobaan, cobaan yang bagi kami sekeluarga sangatlah berat. Cobaan yang benar-benar membuat kami terpukul, terisak, sakit, sedih, dan harus kuat menghadapinya. Banyak cerita indah diantara kami, ketika kami masih berempat.. utuh, seperti keluarga yang sesuangguhnya. Keluarga yang harmonis, penuh dengan canda tawa. Namun tidak saat kami tahu bahwa mamah / istri mengidap penyakit itu, semua senyumnya, tawanya, mimik bahagianya seakan terenggut dalam sekejap mata. Jarang kulihat ia tersenyum tulus, memang... ia selalu tersenyum dan seakan kuat menghadapi penyakitnya itu, namun.. dibalik itu semua, hatinya menangis. Mengapa ia belum juga sembuh? Mengapa ia belum juga diangkat penyakitnya? Mengapa Allah memberinya beban / cobaan yang begitu kuat? Apa dosa besar yang telah aku lakukan, sehingga aku diberikan teguran seperti ini? Mungkin pertanyaan-pertanyaan itu yang selalu ia lontarkan kala suami dan anaknya tak disampingnya...
Berat baginya untuk menanggungnya sendiri, kami tak bisa berbuat banyak. Hanya do’a dan berusaha agar ia lekas diangkat penyakitnya, hanya semangat yang kami tunjukkan agar ia juga optimis dalam kesembuhannya. Ia selalu bilang “Ibu ki sehat kok, ibu pasti sembuh” begitu senangnya kami saat ia mengatakan kalimat itu, kami beranggapan kalau ia sangat bersemangat untuk menggapai kemenangannya dalam kesembuhan. Namun nyatanya, kemenangan yang ia dapat lebih bagus dan indah dari yang kami harapkan J. Ia sangat fine sekarang, ia bahagia.. tersenyum ikhlas, ia pulang dengan baju putih dan selangit pahala yang ia kantongi.. ia celengi. Ia di sayang Tuhan, terlebih dulu harus ke surga untuk menempati dan singgah di rumah Allah J sungguh indah tempatnya kini. Sungguh lebih dari yang kami bayangkan, tidak lagi merasakan sakit. Yang ia rasakan saat ini hanyalah bahagia dan selalu melihat perkembangan anak-anaknya dari surga juga melihat suaminya yang begitu ia sayangi, suami yang ia bangga-banggakan. Suami yang setia menemani kala ia hidup, mendampingi, membahagiakan..
Heii.. mama sedang melihatku bukan? Jangan sedih jika aku jatuh sakit, hehm... seperti biasa. Perubahan musin, aku kena flu lah. Tapi tak apa, karna Allah sayang aku J. Dulu kalo aku sakit, mama pasti mijitin aku dan papah pasti pijiti bagian jempol kaki. Ukhhh... sakit, terus mama bikinin aku teh manis hangat, nyuruh makan yang banyak. Istirahat cukup, ga boleh banyak maen. Hahaha asyik yak mah, mamah juga masakin masakan kesukaan aku. Hehm.. sayangnya sekarang kalo aku sakit yang bikinin maem ga da L yang ada niska kudu bikin teh manis hangat sendiri, masak sendiri.. yang makan papa sama adek, tapi.. belum bisa masak santan i L duh kudu belajar nih, oke gapapa mamah pasti maklum hehe. Love you mah. Anakmu selalu mendo’akanmu, dan mamah akan selalu hidup di dalam hati mba Ca, Papa, dan Adek J


Salam cinta dari anakmu
 



       

Grinas Prabaniska Kinasih

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar