RSS

About

Emotional baby! *when your mom back to GOD and when My mom back to GOD too*

Ngeliat video anak kecil yang menangis,
ngeliat anak kecil yang mengenali benar lagu yang sering di nyanyikan ibunya,
melihat itu, gue sakit.
Ngeliat orang-orang dengan heboh
menceritakan kelakuan ibunya, melihat orang-orang selalu excited ketika
menceritakan kisahnya dengan ibunya, mendengar suara ibunya menegur anaknya,
all about voice of mom. It’s hurt me.

Kok blog gue isinya curhatan semua ya? Hihi

Anak yang ditinggal mamahnya aja bisa peka
banget, apa lagi gue yang udah segede ini. Beruntung gue ditinggal nyokap pas
gue udah kuliah, coba kalau masih piyik-piyik? Gak tahu hidup gue bakal jadi
apaan.

Ada video yang gue download, lupa gue
linknya, tar kalau inet kantor udah oke, gue share deh. Jadi, ceritanya, video
itu ngerekan anak kecil yang baru berumur 10 bulan kalau gak salah, udah
ditinggal mamahnya meninggal. Kesurga duluan. Dan anaknya dititipin dan diasuh
sama adiknya. Waktu itu, anaknya lagi duduk-duduk gembira, senyum-senyum gitu,
di rekaman itu. Nah si aunty iseng nyanyiin lagu yang biasa di nyanyiin sama
mama nya dulu waktu mamanya masih hidup. Orang awam kayak gue yang denger aja
bisa mewek, apa lagi adek kecil itu, adek kecil yang udah gapunya mamanya lagi.
Reaksi dia apa? Dia cuma mencoba tersenyum tapi tetep, matanya gak bisa
sembunyi. Air matanya ngalir. Matanya merah. He’s cry cause miss his mom. Terus
gue nyeletuk ‘don’t cry sweetheart, I know what you feel like I feel too. I really
know. I miss my mom like you miss your mom, sweetheart. I know sweetheart, I know.
Don’t cry’ padahal gue udah nahan-nahan air mata biar gak netes. Tapi, tetep,
netes dengan suksek.

Ada novel yang gue baca, yang juga bikin
gue mewek. Ini tentang seorang ibu –setidaknya akan menjadi seorang ibu– yang kehilangan
anaknya. Gue baca novelnya Ika natassa, judulnya ‘Critical Eleven’ di situ diceritakan kisah Aldebaran Risjad dan
Tanya Laetitia Baskoro Risjad. Bertemu di penerbangan Indonesia ke Sydney, dan
saling jatuh cinta. Ada satu adegan yang bener-bener nyayat hati, bagi gue sih.
Ketika Tanya melahirkan anaknya yang sudah tak berdegup jantungnya, melahirkan
didalam keadaan anaknya sudah tiada. Bagi orang yang belum punya anak, mungkin
ini gak begitu sakit. Tapi bagi gue, ini sakit banget. Kehilangan anak sama
saja dengan kehilangan separuh nyawa yang ia pertaruhkan untuk kehidupan
anaknya, untuk memperjuangkan anaknya agar dapat melihat indahnya dunia. Melihat
kejamnya dunia dan melihat sayangnya dunia. Namun semua sirna ketika Tanya
tahu, ia melahirkan anaknya yang sudah tiada. Melahirkan ke dunia ini dan juga
mengembalikan ke sang pencipta. Gue belum pernah punya anak dan belum pernah
menikah, tapi perasaan kehilangan akan sama. Kenapa begitu? Gue seorang anak,
gue kehilangan mama gue. Sama kan? Ibu kehilangan anak, dan anak kehilangan
ibu. Hurt me so much. Damn!


Sesuai janji, kalau gue nemu linknya, bakal
gue bagi kan? Durasi Cuma bentar kok. Ini dia
J






Gue waktu itu pengen maki-maki dokter yang
songongnya ampun banget, pengen nampar dokter yang bego banget, pengen treak ke
depan dokter ‘Elo dokter kan! Jangan bego kenapa? Nyembuhin beginian aja gak
bisa? Elo perantara Tuhan kan? Kalo gak mampu, jangan jadi dokter!’ pengen
rasanya nampar dia pake kata-kata itu. Tapi apa? Bahkan ketika nyokap gue
pulang, gue gak bisa nangis. Gue bisa nangis setelah pengajian malamnya
selesai, waktu gue mau tidur, waktu yang biasa gue pake tidur sama nyokap gue,
dan saat itu, gue sadar. Nyokap gue udah pulang ke pemiliknya. Gue bisa apa? Gue
nangis sambil di peluk bokap dan budhe. Gue gak bisa gak nangis setiap inget
nyokap.

STOP!!! Cukup. Gue gak sanggup cerita lagi. Udah ya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar