A doctor, yes, I hate doctor. Why? Many reason can I describe.
Wanna know what?
Kenapa dokter harus sombong?
Kebanyakan orang yang profesi dokter, itu mempunyai
sifat ini. Sombongnya setengah mampus! Dia pikir dia apaan? Tuhan? Yes, bener,
dia adalah orang yang bisa menyelamatkan nyawa orang lain ketika emergency
banget. Tapi, bisa gak sih dokter itu gak sombong? Songong? Idih, gue aja
ngebayangin aja udah pen marah. Gue pernah ya *pengalaman pribadi* ketemu sama
dokter, ya ampun, mukanya ada judesnya minta di tujes gitu, dan ya, suaranya. Anjrit!
Pengalaman yang gak pengen gue inget. Udah dokter itu sifatnya angkuh, gak ada
ya dokter yang ramah selain dokter anak. Yah.. kadang dokter anak aja
naudzubillah kok juteknya. Amit-amit banget gue dapet jodoh dokter ya. Amit-amit
banget, jangan sampe deh.
Kenapa dokter harus sok cool?
Merasa dirinya adalah profesi yang diagungkan, yang
diatas angin, makanya dia itu sok cool. Harus ‘wah’ dengan penampilan dokternya
*intinya menonjolkan banget ke-dokteran-nya dia*. Ih, gue paling *amit-amit
jangan sampe gue kayak gitu* anti dengan kegilaan profesi. Ex ya, elo seorang
dokter, pasti kalau elo waras, elo gak bakal nunjukkin kalau elo itu ‘seorang
dokter’ yang ada elo bakal nutupin kalau ‘elo dokter’ the best malah. Yang gue
temui di dunia ini ya, kebanyakan yang punya profesi kayak gitu, itu bakal sok.
Dia yang mau ketempat yang ‘kecil’ harus ketempat yang ‘gede’ dulu baru ‘wah’ kenapa
hayo? Aneh kan? Padahal di kantor a.k.a di rs juga makannya makanan kantin rs,
kan? Kenapa pas uda di luar makannya yang beda? Yang highclass? Ih banget.
Kenapa dokter butuh bahan percobaan yang
real?
That shit. Yang paling holyshit, holy-fucking-shit,
yang paling bikin gue muak dengan profesi ini itu adalah Kenapa gak kayak *maaf
Negara lain* yang make manekin yang mirip manusia yang bisa dibedah, dijahit,
diapain aja kayak manusia biasa? Ada hlo manusia real yang diminta untuk jadi ‘kelinci
percobaan’ para dokter. Ke-na-pa? gue masih heran, lo tahu kan, kalau yang
namanya bahan percobaan itu bisa berhasil dan bisa gagal. Persentase keberhasilan
sih 35% sedangkan untuk kegagalan sih 65%. Elo rela dibayar tapi disuruh jadi
bahan percobaan? Lebih aneh lagi *gue mau ngatain tapi ini di share wkwkwkwk*
si dokter yang mau-maunya ‘mengudal-udal’ tubuh manusia ‘wajar’ untuk di ‘kerjakan’.
Emang mereka udah handal make manusia buat bahan percobaan? Aduh, kalau inget
orang yang Cuma buat bahan percobaan itu rasanya pengen triak ke dokternya ‘woi!
Dia manusia! Bukan hewan bukan tumbuhan bukan mayat yang bisa lo adul-adul isi
tubuhnya, emang elo bisa memperbaikinya? Aduh, baru dokter ‘awalan’ aja make
manusia beneran. Kalau mau make manusia beneran, elo mrisa detak jantung aja
deh, ya? Meminimalisir manusia yang mati gara-gara gagal lo coba ‘adul-adul’. Ngerti
gak sih lo?’. Tapi ya, mau gimana? Gue siapa sih bisa triak kayak gitu? Palingan
sama dokternya dikatain ‘eh, elo gak ngerti apa-apa ya tentang ilmu kedokteran
and all about doctor, jadi jaga bacot elo yang gak bertanggung jawab itu’. Secara,
udah sok cool, sombong mampus, gak punya hati dan emosi *maybe* *dan ini
pendapat gue, gak usah di cela*.
Yang paling parah adalah, seorang yang sakit ‘banget’
dan dengan penyakit ‘sangat’ serius, mereka berani menaruh obat untuk pasien,
untuk bahan uji coba, dengan dali, ‘kami akan menyuntikkan obat terbaru, sesuai
analisa dan hasil laborat, ini bisa mengobati penyakit saudara/i.’ dan dengan ‘polos’nya
si pasien ngangguk nurut aja. Di ending ‘cerita penyuntikkan’ si dokter bilang,
‘ini belum tentu mengobati, saya harap anda bersabar dan menunggu raksi dari
obat ini. Saya harap pengobatan ini bisa secepatnya dan lancar’ yang artinya ‘lo
liat reaksinya, kalau bad, gue gak akan makein obat ini ke elo atau pasien
lain, kalau good very good malah, gue bakal kembangin obat ini’. Pinter banget
gak sih dokter itu? Hahaha *ketawa setan* *wink*.
Pernah gue baca di salah satu situs, bahwa dokter
harus mempunyai sifat dibawah ini :
Buatlah Orang Lain Merasa Dirinya sebagai Orang Penting
Tunjukkanlah
dengan sikap dan ucapan bahwa anda menganggap orang lain itu penting. Misalnya,
jangan biarkan orang lain menunggu terlalu lama, katakanlah maaf bila salah,
tepatilah janji, dsb. Hargai setiap perkataan nya dan buat dia menjadi malu
karena kita terlalu peduli padanya.
Jadilah Pendengar
yang Baik
Kalau
bicara itu perak dan diam itu emas, maka pendengar yang baik lebih mulia dari
keduanya. Pendengar yang baik adalah pribadi yang dibutuhkan dan disukai oleh
semua orang. Berilah kesempatan kepada orang lain untuk bicara, ajukan
pertanyaan dan buat dia bergairah untuk terus bicara. Dengarkanlah dengan
antusias, dan jangan menilai atau menasehatinya bila tidak diminta. Inilah cara
yang cukup efektif, jangan suka memotong pembicaraan.
Usahkanlah Untuk
Selalu Menyebutkan Nama Orang dengan Benar
Nama adalah milik berharga yang bersifat sangat pribadi. Umumnya
orang tidak suka bila namanya disebut secara salah atau sembarangan. Kalau
ragu, tanyakanlah bagaimana melafalkan dan menulis namanya dengan benar.
Misalnya, orang yang dipanggil Wilyem itu ditulisnya William, atau Wilhem?
Sementara bicara, sebutlah namanya sesering mungkin. Menyebut Andre lebih baik
dibandingkan Anda. Pak Peter lebih enak kedengarannya daripada sekedar Bapak.
Panggil namanya, kalau belum pasti dengan namanya maka pastikan lah.
Bersikaplah Ramah dan
Sopan
Semua orang senang bila diperlakukan dengan ramah. Keramahan
membuat orang lain merasa diterima dan dihargai. Keramahan membuat orang merasa
betah berada di dekat Anda. Jadi bersikaplah ramah pada siapapun.
Bermurah Hatilah
Anda tidak akan menjadi miskin karena memberi dan tidak akan
kekurangan karena berbagi. Seorang yang sangat bijak pernah menulis, Orang yang
murah hati berbuat baik kepada dirinya sendiri. Dengan demikian kemurahan hati
disatu sisi baik buat Anda, dan disisi lain berguna bagi orang lain.
Hindari Kebiasaan
Mengkritik, Mencela atau Menganggap Remeh
Umumnya orang tidak suka bila kelemahannya diketahui oleh orang
lain, apalagi dipermalukan. Semua itu menyerang langsung ke pusat harga diri
dan bisa membuat orang mempertahankan diri dengan sikap yang tidak bersahabat.
Jadi jangan ejek temanmu yang salah, berusahalah untuk menghargai pendapatnya
walau kamu tidak setuju dengan pendapatnya.
Bersikap Asertif
Orang yang disukai bukanlah orang yang selalu berkata Ya, tetapi
orang yang bisa berkata Tidak bila diperlukan. Sewaktu-waktu bisa saja prinsip
atau pendapat Anda berseberangan dengan orang lain. Anda tidak harus
menyesuaikan diri atau memaksakan mereka menyesuaikan diri dengan Anda. Jangan
takut untuk berbeda dengan orang lain. Yang penting perbedaan itu tidak
menimbulkan konflik, tapi menimbulkan sikap saling pengertian.
Perbuatlah Apa yang
Anda Ingin Orang Lain Perbuat Kepada Anda
Perlakuan apapun yang anda inginkan dari orang lain yang dapat
menyukakan hati, itulah yang harus anda lakukuan terlebih dahulu. Anda harus
mengambil inisiatif untuk memulainya. Misalnya, bila ingin diperhatikan,
mulailah memberi perhatian. Bila ingin dihargai, mulailah menghargai orang
lain.
Cintailah Diri Sendiri
Mencintai diri sendiri berarti menerima diri apa adanya,
menyukai dan melakukan apapun yang terbaik untuk diri sendiri. Ini berbeda
dengan egois yang berarti mementingkan diri sendiri atau egosentris yang
berarti berpusat kepada diri sendiri. Semakin Anda menyukai diri sendiri,
semakin mudah Anda menyukai orang lain, maka semakin besar peluang Anda untuk
disukai orang lain. Dengan menerima dan menyukai diri sendiri, Anda akan mudah
menyesuaikan diri dengan orang lain, menerima mereka dengan segala kekurangan
dan keterbatasannya, bekerjasama dengan mereka dan menyukai mereka. Pada saat
yang sama tanpa disadari Anda memancarkan pesona pribadi yang bisa membuat
orang lain menyukai Anda.
Tapi, kebanyakan gak gitu, tuh! Kebanyakan dokter ya
itu tadi, songongnya setengah mampus, cuek masih gue terima, karna dia
menghadapi berbagai sikap manusia dan menghadapi atau melihat kematian setiap
hari pula, tapi kalau untuk yang gue jelasin *sebelum sikap sebenarnya dokter*,
itu real, murni banget. Dokter punya sifat yang luar biasa pengen jitak
kepalanya!
0 komentar:
Posting Komentar